Salah satu kisah yang menyentuh hati Melanie adalah seorang pria yang baru saja terkena PHK massal tanpa pesangon.

Pria itu sudah hampir tiga tahun tidak bertemu dengan istri dan anaknya, namun tetap harus bertahan dengan segala keterbatasan yang ada.
Melanie lantas menyoroti para pemudik yang hanya mampu membeli tiket kelas paling murah, yang berarti mereka harus duduk tegak selama 20 jam tanpa kenyamanan.
Bahkan, ada yang masih ragu bertanya, "Saya sudah dapat mudik gratis, masih boleh ambil?"
Sebuah pertanyaan yang menunjukkan betapa sulitnya hidup di Indonesia bagi sebagian orang.
Mereka bahkan masih merasa harus meminta izin untuk mendapatkan bantuan yang seharusnya memang hak mereka.
Lebih jauh, Melanie juga menyebutkan fenomena masyarakat yang berusaha tampil lebih baik di hadapan keluarga.
Ada yang membawa tas bermerek palsu, ada pula hanya sekadar membawa plastik kresek berisi oleh-oleh seadanya.
Mirisnya, ada juga yang sampai harus meminjam dari pinjaman online (pinjol) hanya untuk bisa membeli susu bagi anak mereka.
Baca Juga: Melanie Subono Naik Pesawat Pribadi tapi Turun Diludahin Pilot: Kalau Punya Rp1 Miliar...
Melanie mengungkapkan perasaan marah dan muaknya terhadap ketidakadilan yang terus terjadi di negeri ini.
"Selama korupsi, perampasan hasil rakyat, dan aset dikuasai sepihak, ekonomi akan makin memburuk. Dan yang paling terimbas? Rakyat kecil," ungkapnya dengan tegas.
Di akhir unggahannya, Melanie Subono mengungkapkan bahwa dirinya merasa malu.
"Gue nggak tahu alasan atau tujuan gue nulis ini apa. I just did," ujar aktivis berusia 48 tahun ini.
"Yang pasti, setiap manusia bisa dan harus merasa beruntung, kalau saja mereka mau melihat sekitar mereka," lanjutnya.
Melanie menutup unggahannya dengan sebuah refleksi, bahwa setiap manusia bisa dan harus merasa beruntung, jika saja mereka mau melihat sekitar mereka.