Suara.com - Pemain Timnas Indonesia keturunan Belanda, Ragnar Oratmangoen, merupakan seorang mualaf.
Lahir di Belanda pada 21 Januari 1998, Ragnar Oratmangoen dibesarkan sebagai seorang Kristen. Ia putuskan memeluk Islam saat berusia remaja.
Perpindahan keyakinan Ragnar tak lepas dari hijrahnya ia ke Indonesia. Kakek Ragnar kebetulan masih memiliki darah Indonesia, tapatnya Maluku.
Di Indonesia, Ragnar tinggal di lingkungan yang mayoritas muslim. Seorang sahabat mengenalkan ia pada Islam setelah dirinya banyak bertanya.
Ya, Ragnar dan si sahabat sering bertukar pikiran. Hingga pada suatu waktu, Ragnar bertanya tentang agama Islam yang dianut sang sahabat.
![Timnas Indonesia Ragnar Oratmangoen dan Joey Pelupessy merayakan kemenangan atas Bahrain dalam laga kedelapan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (25/3/2025) malam WIB. [Dok. PSSI]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/27/72884-timnas-indonesia-ragnar-oratmangoen-dan-joey-pelupessy.jpg)
"Mereka mengajarkan saya soal Tuhan dan bagaimana agama ini bisa membantu dalam hidup," cerita Ragnar kepada wartawan Hotel Fairmont, Jakarta, Maret tahun lalu.
Tiap hari bertukar pikiran tentang agama, Ragnar mulai tertarik dengan Islam. Meski belum mualaf, ketika itu Ragnar sering mengiyakan kalau diajak salat berjamaah di masjid.
"Teman saya sering ajak saya ke masjid," ujar Ragnar.
Di Indonesia, Ragnar belajar sepak bola di sebuah akademi. Di sana, ia sering kali mendengar azan, panggilan untuk salat ke masjid.
Baca Juga: Beredar Kabar Sarwendah Dulu Beragama Buddha sebelum Dinikahi Ruben Onsu, Benarkah?
Ragnar tak menampik hatinya tenang tiap kali mendengar lanturan azan.
Saat mendapat hak untuk memilih keyakinan secara usia, Ragnar putuskan untuk masuk Islam. Keluarganya di Belanda yang mayoritas beragama Kristen pun tak masalah.
Ingin menjadi muslim yang taat, pria bernama lengkap Ragnar Anthonius Maria Oratmangoen ini juga jalani ibadah puasa di tiap Ramadan.
Kalau tidak salah kata Ragnar, ia sudah lewati Ramadan sebanyak 11 kali di Indonesia.
Ragnar selalu gembira dengan suasana Ramadan di Indonesia yang dia anggap begitu unik. Menurutnya, Ramadan di Indonesia menjadi seru karena dibalut dengan kultur lokal.
Silsilah keluarga