Suara.com - Pemilik warung legendaris "Argo Dalem" di kawasan Gunung Lewu, Mbok Yem meninggal dunia.
Pemilik nama Wakiyem itu menghembuskan napas terakhirnya di usia 82 tahun pada Rabu (23/4/2025) siang di kediamannya di Dusun Dagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Magetan.
Kabar Mbok Yem meninggal dunia itu meninggalkan duka mendalam bagi dunia pendakian.
Para pendaki gunung yang pernah menjejakkan kaki mereka ke Gunung Lawu tentunya tidak asing dengan warung Mbok Yem yang ada di kawasan gunung yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur itu.
Untuk mengetahui siapa sosok pemilik warung legendaris di Gunung Lawu tersebut, berikut adalah fakta-fakta menarik Mbok Yem yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Penjaga Warung Legendaris di Gunung Lawu

Selama ini Mbok Yem dikenal sebagai sosok penjaga warung yang selama puluhan tahun melayani para pendaki Gunung Lawu.
Warungnya yang berada di puncak gunung itu seolah menjadi surga bagi para pendaki yang ingin beristirahat setelah lelah mendaki.
Meski warungnya terbilang kecil, namun warung Mbok Yem menyediakan berbagai makanan dan minuman, mulai dari mi instan, kopi sachet, naso soto, hingga pecel khas Madiun.
2. Warung Tertinggi di Indonesia

Warung Mbok Yem menjadi warung tertinggi di Indonesia. Warung Mbok Yem terletak di ketinggian 3.150 meter di atas permukaan laut.
Baca Juga: Profil Mbok Yem: Pemilik Warung Puncak Gunung Lawu Meninggal, Pendaki Kenang Menu Pelipur Lara
Dengan ketinggian tersebut, banyak yang penasaran bagaimana Mbok Yem mendapatkan listrik untuk warungnya.
Untuk mendapatkan aliran listrik, di atap warung Mbok Yem terpasang benda yang berfungsi sebagai panel surya untuk menangkap panas matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik.
Panel surya tersebut bisa membuat Mbok Yem mendapatkan fasilitas listrik seperti rumah-rumah warga lainnya yang ada di kaki gunung.
3. Turun Hanya Saat Lebaran
![Mbok Yem Pemilik Warung di Puncak Lawu Ditandu Turun Gunung. [Instagram/@magetanbanget]](https://media.arkadia.me/v2/articles/rizkautamii/CkH64brl1TrTZ2zZll9I9BxEEPro7Pzf.png)
Mbok Yem biasanya turun dari Gunung Lawu pada saat menjelang Lebaran. Namun pada awal Ramadan tahun ini, karena kondisi kesehatannya memburuk, Mbok Yem harus meninggalkan warungnya lebih cepat.
Dari video yang beredar di media sosial, Mbok Yem terlihat ditandu oleh beberapa warga yang membantunya turun gunung melalui jalur Cemorosewu.
4. Dijenguk Para Pendaki

Usai dievakuasi oleh beberapa warga karena kondisi kesehatannya yang memburuk, Mbok Yem akhirnya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Aisyiyah (RSUA) Ponorogo.
Kabar Mbok Yem sakit itu dengan cepat menyebar ke seluruh Indonesia. Hal itu membuat para pendaki turut prihatin dan ingin melihat kondisi sosok wanita kuat tersebut.
5. Ucapan Duka Mengalir Deras

Dikutip dari Instagram @parapendaki, puluhan pendaki disebut-sebut mengunjungi Mbok Yem setiap harinya.
Melihat banyaknya para pendaki yang begitu peduli kepadanya, Mbok Yem sempat menangis.
Padahal menurut Saelan, anak Mbok Yem, ibunya itu termasuk cuek saat ada pendaki yang mampir ke warungnya.
Kabar meninggalnya Mbok Yem turut dikabarkan melalui akun X @jateng_twit
“Innalillahi wainnailaihi rojiun. Mbok Yem, penjaga warung tertinggi di Pulau Jawa yang berada di dekat puncak Gunung Lawu, meninggal dunia karena pneumonia,” bunyi pengumuman tersebut.
Berbagai ucap duka mengalir deras untuk Mbok Yem melalui unggahan tersebut.
“Selamat jalan mbok yem terima kasih sudah menyediakan tempat untuk para pendaki,” komen akun @butf***
“Innalillahi. Terima kasih untuk nasi pecel telur ceplok dan teh hangatnya. Sugeng tindak, mbok Yem. Alfatihah,” kata akun @edel***
“Innalillahi wa innailaihi rojiun, khusnul khatimah mbok yem, padahal baru ketemu sekali,” tulis akun @urto***
“Innalillah wa innaillaihi rojiun. Terima kasih banyak mbok, sudah memberikan tempat bagi kami pejalan untuk istirahat dan makan dengan baik,” komen akun @Lila***
Kontributor : Rizka Utami