
Menurut argumentasi Aura Cinta , Dedi Mulyadi melukai semangat para siswa SMA yang ingin merayakan kelulusan sebagai simbol penutup perjalanan bersama.
"Saya merasa sudah lulus, tetapi tanpa perpisahan, kita tidak bisa berkumpul dan merasakan interaksi terakhir bersama teman-teman," ujar Aura Cinta .
Aura Cinta mengungkap, seremoni wisuda SMA hanya dilakukan satu kali seumur hidup. Oleh karena itu, dia menyayangkan agenda rutin itu dihapus oleh Dedi Mulyadi.
"Ini bukan soal biaya atau kemewahan, ini soal penghargaan terhadap apa yang telah kami capai bersama sebagai simbol kebersamaan yang tak bisa diulang," kata Aura Cinta .
Menurut informasi yang beredar, Aura Cinta dikabarkan sebagai murid kelas 3 SMA Negeri 1 Cikarang Utara. Ia dan keluarganya menjadi salah satu korban penggusuran di kawasan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Orang tua Aura Cinta diketahui ibunya hanya ibu rumah tangga biasa sementara bapaknya sebagai wiraswasta, dagang. Ia mengaku bahwa keluarganya masih membutuhkan bantuan uang, setelah rumahnya digusur.
Lewat akun TikTok pribadinya, Aura Cinta menyampaikan kritik menohok untuk Dedi Mulyadi yang telah menggusur rumahnya di kawasan Cikarang.
"Ingat, jabatan cuma sementara. Kalian punya kuasa, tapi enggak punya hati. Anak-anak kecil harus lihat rumahnya dirubuhin gara-gara keputusan kalian yang duduk enak di balik meja," ujar Aura Cinta .
Baca Juga: Esensi Manis Lagu SEVENTEEN 'Good to Me': Saat Cinta di Atas Segalanya