Suara.com - Gitaris band Slank, Ridho Hafiedz, mengungkap sisi lain mendiang Bunda Iffet yang selama ini dikenal sebagai sosok penting di balik perjalanan panjang grup musik legendaris tersebut.
Melalui unggahan di Instagram pribadinya, Ridho Hafieds menceritakan bagaimana Bunda Iffet berperan besar menyelamatkan Slank dari ambang kehancuran.
"Masih jelas gue inget gimana Bunda masuk di perjalanan Slank. Kalau diinget gue yakin itu udah campur tangan Tuhan. Gue nggak tahu gimana nasib Slank kalau nggak ada Bunda," tulis Ridho dalam keterangan fotonya.
Menurut Ridho, kehadiran Bunda Iffet bukan sekadar menjadi manajer biasa. Ia bergabung justru di saat Slank mengalami masa-masa tergelapnya.
Kala itu, banyak pihak sudah angkat tangan, namun Bunda Iffet justru maju dan mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan Slank.
"Bunda masuk justru ketika Slank di kondisi terparahnya. Di saat orang lain udah nyerah sama Slank, Bunda taruh hidupnya buat Slank," lanjut Ridho.
Tak hanya mengatur jadwal manggung atau urusan bisnis, peran Bunda Iffet jauh lebih besar.
Ia menjadi penjaga moral dan emosi para personel Slank, yang saat itu masih muda dan penuh gejolak.
"Jangan bayangin Bunda itu kayak manager kebanyakan, dia itu tugasnya lebih berat, she’s a keeper," tegas Ridho.
Baca Juga: Keluar dari Rumah Sakit, Abdee Slank Masih Banyak Pantangan
Ridho yang bergabung dengan Slank sejak usia 24 tahun, mengakui bahwa bertahannya para personel hingga kini, di tengah perbedaan karakter dan ego masing-masing, adalah berkat peran besar Bunda Iffet.
"Gue gabung sama Slank dari umur 24 tahun, people grow, people change. Begitu pun kami, lima anak cowok dengan ego masing-masing, dan masih bisa bareng sampai sekarang itu faktor terbesarnya karena Bunda," tuturnya.
Lebih dari sekadar sosok manajer, Bunda Iffet telah menjadi ibu bagi seluruh personel Slank. Ridho menggambarkan betapa kehadiran Bunda mampu meredakan ketegangan disaat situasi sudah di ambang meledak.
"Bunda emang ibunya Bimbim, tapi kita berlima udah anggap Bunda kayak ibu sendiri. We've been through a lot of things, mau sechaos apa pun kita, kalau udah Bunda yang ngomong, tensi jadi turun," sambungnya.
Di akhir tulisannya, Ridho mengungkapkan rasa terima kasih mendalam kepada Bunda Iffet, yang wafat di usia 87 tahun.
"Bunda, terima kasih buat semuanya. Semua cinta, semua waktu, semua pengorbanan. Rest in love," tulis Ridho.
Diketahui, Iffet Veceha atau akrab disapa Bunda Iffet meninggal dunia pada 26 April 2025, pukul 22.42 WIB.
Kabar duka ini mengejutkan banyak pihak, khususnya para penggemar Slank yang mengenal sosok Bunda Iffet sebagai figur penuh dedikasi dan cinta.
Jenazah Bunda Iffet dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat, pada Minggu (27/4). Prosesi pemakaman berlangsung khidmat, dihadiri keluarga, sahabat, dan rekan-rekan musisi.
Sebelum menghembuskan napas terakhir, Bunda Iffet sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Kondisinya sempat membaik, namun kemudian menurun drastis pada hari keenam perawatan.
Bimbim, putra Bunda Iffet sekaligus drummer Slank, menceritakan bahwa sang bunda sempat meminta untuk pulang ke rumah.
Meski dokter sudah mengingatkan bahwa Bunda Iffet tidak akan bertahan lama jika dipindahkan, keluarga memutuskan untuk memenuhi permintaan tersebut.
"Bunda di situ bertahan, seperti yang dia mau. Sampai rumah masih ada 2 jam, untuk pamit, ya, kemudian meninggal," ujar Bimbim usai prosesi pemakaman.
Kepergian Bunda Iffet meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga besar Slank, tetapi juga bagi seluruh pecinta musik Tanah Air yang mengenal ketulusan perjuangan dan cinta kasihnya terhadap dunia musik Indonesia.