Suara.com - Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu akan tayang di bioskop 12 Juni 2025 mendatang.
Guna menyambut perilisan GJLS: Ibuku Ibu-Ibu, rumah produksi Amadeus Sinemagna menggelar sesi penayangan perdana atau gala premiere di XXI Senayan City, Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025.
Berdurasi sekitar 1,5 jam, penonton benar-benar dibuat tertawa penuh sejak menit awal penayangan GJLS: Ibuku Ibu-Ibu.
Bahkan sampai kredit titel film pun, Monty Tiwa selaku sutradara masih menyiapkan kejutan yang membuat tawa penonton tetap terjaga.
Trio GJLS, yakni Rigen Rakelna, Hifdzi Khoir dan Ananta Rispo benar-benar jadi diri mereka sendiri dalam GJLS: Ibuku Ibu-Ibu.
Perpaduan persona Rigen yang pemarah dengan Hifdzi dan Rispo yang absurd tergambar jelas selama pemutaran film.
Misi Monty Tiwa untuk menjadikan GJLS: Ibuku Ibu-Ibu sebagai panggung Rigen, Hifdzi dan Rispo pun terbilang sukses, kalau melihat gelak tawa penonton yang sedemikian rapat.
![Suasana jumpa pers usai penayangan perdana film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu di XXI Senayan City, Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/03/24766-rigen-rakelna-dan-hifdzi-khoir-untuk-film-gjls-ibuku-ibu-ibu.jpg)
"Saya memang fans GJLS. Jadi dari awal, saya sudah wanti-wanti ke diri saya sendiri dan bahkan saya sampaikan juga ke mereka, bahwa ini harus jadi filmnya GJLS yang ada Monty-nya. Bukan jadi filmnya Monty yang ada GJLS," kata Monty dalam sesi jumpa pers.
Diakui Monty Tiwa, bukan tugas mudah baginya dalam menyusun alur cerita film dari tingkah absurd Trio GJLS.
Baca Juga: Review Final Destination: Bloodlines, Penantian 14 Tahun yang Worth It
"Mereka ini kan emang random banget, acak aja gitu, nggak ketebak. Tapi kalau itu tidak dijahit dengan sebuah storytelling selama 90 menit, kan terlalu membingungkan. Apalagi buat mereka yang belum tahu GJLS," papar Monty.
Bahkan, ilmu penyutradaraan Monty Tiwa selama puluhan tahun benar-benar tidak terpakai selama pengerjaan GJLS: Ibuku Ibu-Ibu.
"25 tahun syuting loh, itu berantakan semua ilmunya. Nggak ada yang kepakai, beneran. Jadi, kalau dibilang ini menabrak aturan sinema mana pun, saya setuju," kata Monty, yang disambut tawa seisi studio bioskop.
Namun sebagai penggemar GJLS, Monty Tiwa tahu betul bahwa sulit untuk membuat film dengan pakem tertentu bersama Rigen, Hifdzi dan Rispo di dalamnya.
"Tapi ya gitu, emang nggak ada aturan yang bisa mengikat GJLS ini. Tugas saya di sini, memang hanya menyediakan panggung untuk GJLS," jelas Monty.
Oleh karenanya, hal-hal yang Monty Tiwa anggap berbenturan dengan pakem penggarapan sebuah film malah dipersiapkan sebagai kejutan bagi mereka yang kelak menonton GJLS: Ibuku Ibu-Ibu.