Suara.com - Pengacara kondang Otto Hasibuan kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, bukan karena kiprahnya di dunia hukum, melainkan pernyataannya yang mengejutkan saat menjadi bintang tamu di QnA di Metro TV.
Dalam tayangan tersebut yang turut juga hadir Olga Lydia dan Hotman Paris yang didapuk menjadi salah satu panelis yang bakal menanyai Otto Hasibuan di 'kursi panas.'
Dalam program tersebut, Otto Hasibuan secara terbuka mengungkap pergulatannya selama menjabat sebagai Wakil Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan.
Otto bahkan mengaku sempat ingin mengundurkan diri dari jabatan prestisius tersebut hanya dua bulan setelah dilantik.
"Terus terang saja, dua bulan pertama saya hampir tulis surat pengunduran diri," ungkap Otto kepada Hotman, yang langsung membuat suasana studio menjadi hening sejenak.

Ekspresi kaget tak hanya terlihat dari wajah Hotman Paris, tetapi juga Olga Lydia yang duduk di sebelahnya.
"Hampir mundur? Kenapa?" tanya Olga penasaran.
Otto lantas menjelaskan bahwa dirinya kesulitan beradaptasi dengan kultur dan sistem kerja sebagai pejabat negara.
Dunia birokrasi yang penuh dengan prosedur dan aturan ketat sangat berbeda dengan dunia profesi pengacara yang selama ini dia jalani.
Baca Juga: Daftar 10 Pejabat Terkaya, Ada Raffi Ahmad hingga Mertua Jessica Mila
"Karena susah menyesuaikan. Paradigma berpikir kita berbeda. Saya pikir, dunia ini memang sangat berbeda buat saya," ujarnya jujur.

Otto pun tak menampik bahwa salah satu tantangan berat lainnya adalah soal penghasilan.
Sebagai pengacara ternama, ia terbiasa menerima bayaran hingga miliaran rupiah. Namun kini, sebagai Wakil Menteri, penghasilannya hanya puluhan juta rupiah per bulan.
Bahkan Hotman Paris mengaku, dirinya dan Otto Hasibuan bisa tutup mata menghasilkan uang Rp2 miliar dalam sebulan.
“Nyesel nggak sekarang ninggalin pendapatan miliaran rupiah? Sudah bosan belum jadi menteri?” tanya Hotman sambil tertawa.
Otto tidak langsung menjawab, namun menyiratkan bahwa gaya hidupnya pun berubah sejak menjadi pejabat. Ia merasa kehilangan kebebasan yang dulu bisa ia nikmati.