Pembukaan lahan tambang sudah pasti berimbas pada kerusakan alam Raja Ampat, seperti yang terlihat dalam berbagai potret yang tersebar di media sosial.
"Betapa deforestasinya itu, mengenaskan lah. Kondisi biota lautnya, kekayaan lautnya juga terganggu akibat proses eksplorasi ini," jelas Pandji.
Kalau pembukaan lahan tambang di wilayah Geopark dibiarkan, tentu hal itu bakal jadi masalah besar, bahkan bagi pemerintah sendiri.
"Makanya sama pak Bahlil dicabut izinnya yang empat. Nah, empat itu dicabut jelas duduk perkaranya," tutur Pandji.
Namun terkait pembukaan lahan tambang di Pulau GAG, Pandji Pragiwaksono tidak melihat langkah pemerintah sebagai sebuah kesalahan.
Alasannya jelas, Pulau GAG tidak masuk teritori wilayah konservasi yang disepakati di Raja Ampat bersama UNESCO.
"Kalau bukan merupakan wilayah Geopark, sebenarnya boleh ya. Terlepas dari itu merusak alam, ya kalau kayak gitu mah debatnya lebih kepada pemerintah. Kenapa penentuan Geopark-nya seperti itu," papar Pandji.
Kini, tugas masyarakat tinggal mencari tahu bagaimana empat izin pembukaan lahan tambang di wilayah konservasi Raja Ampat bisa diterbitkan.
"Pertanyaannya harus lebih kepada, kenapa empat itu bisa ada di situ at the first place," tandas Pandji.
Baca Juga: Pandji Pragiwaksono Khawatir Orang Peduli Raja Ampat Cuma karena Benci Rezim Prabowo