"Ya Alhamdulillah kalau selama ini, selama dia jadi ya, mungkin sudah di atas 100 hari, ya alhamdulillah, kita lihat, kaga ada," ujar Mandra.
Saat sang pembawa acara mencoba melunakkan pernyataan tersebut dengan kata "Belum," Mandra dengan sigap menolaknya. Baginya, ada perbedaan besar antara "belum ada" dan "tidak ada".
"Ya kalau dibilang belum kan, akan. Tapi kalau nggak ada, ya kan yang dilihat nggak ada," tukasnya, bersikukuh dengan penilaiannya yang didasari oleh fakta yang ia lihat di lapangan sebagai seorang seniman.
Menghadapi keterusterangan yang begitu lugas, pembawa acara pun dibuat heran. Namun, bagi Mandra, kejujuran adalah segalanya. Ia justru mempertanyakan apakah dirinya harus berbohong atau bersikap munafik hanya untuk menyenangkan orang lain, bahkan jika itu adalah sahabatnya sendiri.
"Ya emang gua kudunya gimana? Harus bohong gitu? Apa harus nyang manis-manis? Apa gue harus jadi orang munafik?" tanyanya retoris.
"Ya biasanya, acara dengan konsep begini kan, pemanis, sharing, yang biasanya setahun sekali muncul, bahasanya sekadar hiburan untuk memperingati.