Ia menegaskan bahwa tindakannya tidak ada kaitannya dengan dukungan terhadap negara Israel maupun ideologi Zionisme.
Meski demikian, Merince tetap menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Papua Pegunungan, keluarga, dan tim yang telah mendukungnya.
Ia merasa keputusan panitia sangat dipengaruhi oleh opini publik yang pro-Palestina.
"Perjuangan saya 4 bulan hingga berhasil mendapatkan status Finalis Papua Pegunungan dan mengorbankan banyak hal, harus digantikan dengan keputusan karena opini publik yang berbeda," tulisnya.