Ketimpangan ini bukan soal patriotisme penonton, melainkan pertarungan kualitas, strategi promosi, dan relevansi konten.
Film Indonesia dinilai lebih siap bersaing dengan narasi yang lebih universal dan kualitas teknis yang terus meningkat.
Sebaliknya, banyak film Malaysia yang dianggap terlalu lokal dan kurang mampu terhubung dengan selera penonton Indonesia yang lebih luas dan kompetitif.
Alih-alih menyalahkan cermin, mungkin inilah saatnya industri film Malaysia melihat kembali wajahnya sendiri.