Suara.com - Sebuah konten TikTok yang diunggah Aura Cinta baru-baru ini kembali menyita perhatian publik dan mengingatkan publik dengan 'perseteruan' lamanya dengan Dedi Mulyadi.
Melalui konten tersebut, Aura Cinta diduga kuat melayangkan sindiran balik atas ucapan pedas yang pernah dilontarkan Dedi Mulyadi kepadanya.
Drama ini bermula dari unggahan Aura Cinta di akun TikTok pribadinya pada Sabtu, 26 Juli 2025. Mengikuti tren "mana paten" yang sedang populer, ia membandingkan berbagai level hinaan yang pernah diterima.
Konten tersebut secara cerdas dibangun untuk menyoroti satu hinaan yang menurutnya paling membekas.
Awalnya, ia tampak meremehkan hinaan dari orang-orang terdekat. "Kamu udah pernah dihina sama temen? Nggak ada apa-apanya, mana paten," ujar Aura Cinta di awal video.
Ia melanjutkannya dengan nada serupa saat berbicara tentang kerabat, "Dihina sama sepupu? Udah sering, mana paten."
Bahkan, perlakuan kurang menyenangkan dari keluarga inti pun dinilainya biasa saja, "Diremehin sama keluarga sendiri? Santai masih belum paten."
Namun, puncak dari konten tersebut tiba saat ia merujuk pada sebuah pengalaman yang lebih menyakitkan, yang secara spesifik menyinggung statusnya sebagai rakyat biasa yang berhadapan dengan penguasa.
"Tapi, kalau dihina sama pejabat sambil dikatain 'Anda miskin tapi jangan sok kaya', baru paten," tegas Aura Cinta.
Baca Juga: Diduga Masih Sakit Hati Dibilang Miskin Sok Kaya, Aura Cinta Sindir Balik Dedi Mulyadi
Mengingat Kembali Debat Sengit Soal Perpisahan Sekolah
Ucapan "miskin tapi sok kaya" tersebut terlontar dalam sebuah forum sosialisasi penggusuran rumah di bantaran kali di Bekasi.
Dalam acara tersebut, Aura Cinta memberanikan diri untuk melayangkan protes langsung kepada Dedi Mulyadi, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, terkait kebijakannya menghapus acara perpisahan atau wisuda kelulusan di sekolah.
Menurut Aura Cinta, seremoni perpisahan memiliki arti mendalam bagi siswa sebagai momen interaksi terakhir yang penuh kenangan.
![Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan keterangan. [ANTARA/Ricky Prayoga]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/19/32260-dedi-mulyadi.jpg)
Menghapus tradisi tersebut, baginya, sama dengan melukai perasaan para siswa yang telah menyelesaikan pendidikannya.
"Saya merasa sudah lulus, tetapi tanpa perpisahan, kita tidak bisa berkumpul dan merasakan interaksi terakhir bersama teman-teman," ujar Aura Cinta saat itu.