Suara.com - Penampilan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka kembali berhasil mencuri atensi publik di media sosial.
Kali ini, sorotan tidak datang dari pernyataan politiknya, melainkan dari aksesori kecil yang tersemat di kerah kemejanya.
Gibran kedapatan mengenakan sebuah pin yang identik dengan lambang kelompok Bajak Laut Topi Jerami dari serial anime dan manga populer, One Piece di masa kampanye Pilpres 2024.
Kehebohan mengenai pin tersebut rupanya sampai ke telinga musisi ternama Tanah Air, Kunto Aji.
Penyanyi lagu "Rehat" itu pun memberikan komentar yang menggelitik melalui akun media sosial X (sebelumnya Twitter) miliknya.
![Kolase simbol bajak laut di anime One Piece dan Wapres Gibran Rakabuming Raka. [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/04/37468-kolase-simbol-bajak-laut-di-anime-one-piece-dan-wapres-gibran-rakabuming-raka.jpg)
Pria yang akan genap berusia 38 tahun pada Januari mendatang itu tampak terheran-heran dengan adanya pihak yang menganggap serius pemakaian simbol tersebut.
Ia menyindir adanya kemungkinan paranoia atau ketakutan berlebihan di balik polemik yang muncul.
"Jangan-jangan ini beneran parno. Dikira antek fufufafa kah? Kalau beneran, ya lawak banget sih ini," cuit Kunto Aji lewat akun @KuntoAjiW, Selasa, 5 Agustus 2025.
Cuitan Kunto Aji tersebut merespons ketakutan pemerintah terhadap lambang "Jolly Roger" dari serial anime One Piece itu, yang kini dicap sebagai pemecah belah bangsa.
Baca Juga: Hapus Kredit Macet Hingga Batalkan PPN 12 Persen: Respon Sosok Ini Atas Kritik Bendera One Piece
Kunto Aji juga mengaitkannya dengan isu keretakan hubungan politik Presiden Prabowo Subianto dengan pendahulunya, Joko Widodo.

"Jadi, itu mungkin saja terjadi," kata dia dalam lanjutan tulisannya.
Dalam unggahan lain yang juga ramai diperbincangkan, seorang warganet mencoba memberikan konteks dari sudut pandang seorang penggemar.
Akun dengan nama Papan (Bare Metal) Berjalan menyoroti betapa berbedanya pemaknaan simbol tersebut antara penggemar anime dengan pihak yang melihatnya dari kacamata politik.
Menurutnya, mereka yang menganggap simbol tersebut sebagai sebuah ancaman adalah orang-orang yang tidak memahami konteks budaya populer.
"Sudah jelas, ini yang bilang ancaman adalah kakek-kakek bau tanah yang nggak pernah nonton anime," tulis akun tersebut.