Suara.com - Polemik royalti musik yang melibatkan Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) dan para pelaku usaha kian memanas. Di saat banyak musisi ikut angkat bicara soal hak ekonomi, sikap berbeda justru ditunjukkan oleh penyanyi sekaligus drummer, Nugie.
Alih-alih ikut terjun dalam perdebatan yang berpusat pada keuntungan finansial, musisi bernama lengkap Agustinus Nugroho ini memilih untuk mengambil jarak.
Bagi Nugie, ada persoalan yang jauh lebih mendasar dan harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum para musisi generasi sekarang menuntut hak-haknya.
Hal tersebut diungkapkan oleh drummer grup band The Dance Company itu saat berbincang santai di kantor Suara.com kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Musisi 54 tahun ini memiliki prinsip yang ia pegang teguh, yakni dengan bercermin pada nasib para maestro pencipta lagu-lagu kebangsaan.
![Nugie jadi salah satu pemain film Tersanjung [Suara.com/Yuliani]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/03/04/88999-nugie-jadi-salah-satu-pemain-film-tersanjung-suaracomyuliani.jpg)
"Gini kalau prinsipku adalah sebelum saya minta-minta, saya harus nanya dulu sama keluarganya Pak W.R. Supratman, Pak H. Mutahar, Pak Gesang, yang udah memberikan karya-karya maestro untuk negeri ini begitu luar biasa," ujar Nugie.
Ia mempertanyakan apakah apresiasi yang layak, khususnya secara finansial, sudah dirasakan oleh keluarga para pahlawan musik tersebut. Padahal, karya mereka dinyanyikan oleh seluruh rakyat Indonesia dari generasi ke generasi.
"Kita pernah denger nggak tentang keberadaan karya cipta mereka mempengaruhi keluarga yang kita nyanyikan sebagai lagu kebangsaan?" tanya kakak Katon Bagaskara itu.
Bagi Nugie, ini adalah tolok ukur moral yang utama. Ia merasa tidak pantas menuntut haknya sendiri jika para pendahulunya yang telah berjasa besar bagi bangsa belum mendapatkan penghargaan yang semestinya.
Baca Juga: LMKN Tidak Salah, Judika Bongkar Aturan Main Royalti di Kafe dan Restoran
"Kalau aku, apa gitu lho. Jadi aku nggak akan menuntut apa-apa dulu sebelum itu mereka semuanya leluhur-leluhur maestro kita merasakan apresiasi yang luar biasa," tegasnya.
![Nugie dalam sesi jumpa pers film Primbon di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (7/8/2023) [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/08/07/57776-nugie.jpg)
Perasaan hormat dan utang budi inilah yang membuatnya enggan ikut campur dalam kisruh royalti saat ini. Ia merasa keberadaannya di industri musik sekarang tidak lepas dari fondasi yang telah dibangun oleh para maestro tersebut.
"Ya itu. Kalau aku mikirnya itu prinsip. Jadi aku nggak ikut-ikutan gimana-gimana. Karena buat aku, merekalah yang membuat aku jadi sekarang seperti ini, gitu," pungkas Nugie.