Suara.com - Presiden Direktur Wahana Musik Indonesia (WAMI), Adi Adrian, angkat bicara soal polemik royalti penyanyi Ari Lasso yang belakangan ramai jadi sorotan publik.
Adi menilai unggahan Ari Lasso di media sosial soal nominal royalti justru menimbulkan spekulasi miring dan narasi yang merugikan pihaknya.
"Jadi gini, seakan-akan kerja keras tim lisensi, tim distribusi, seakan-akan cuma ratusan ribu (yang diterima)," kata Adi Adrian dalam jumpa pers di kantor WAMI, di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan pada Selasa, 19 Agustus 2025.
"Nah, narasi ini sering kita dengar, seakan-akan WAMI itu enggak bisa kerja. Saya enggak paham kenapa ada narasi seperti itu," ucapnya menyambung.
Menurut Adi, ada hal-hal terkait royalti yang tidak bisa dijelaskan secara gamblang di hadapan publik tanpa persetujuan penerima royalti.
![Adi Adrian, personel KLa Project ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin (9/9/2024). [Suara.com/Rena Pangesti]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/09/10/50375-personel-kla-project-adi-adrian.jpg)
"Tapi kita enggak bisa, oke ini angkanya, kita lempar lagi angkanya, enggak gitu," ujarnya.
Meski begitu, Adi menegaskan bahwa jumlah royalti yang diterima Ari Lasso jauh lebih besar dari yang ramai diberitakan.
Dalam kurun waktu tujuh bulan terakhir, yakni Januari hingga Juli 2025, Ari disebut menerima royalti hingga puluhan juta rupiah.
"Kami harus klarifikasi, kasih tahu ke masyarakat, jauh dari angka itu. Berpuluh-puluh kali lipat lho, ini enggak fair," tegas Adi.
Baca Juga: Ari Lasso Sebut WAMI Siap Bertemu dengan Perwakilan Musisi: Kawal Terus!
Lebih lanjut, Adi mengungkapkan adanya persepsi keliru di publik, seolah-olah royalti yang dibayarkan hanya sejumlah ratusan ribu rupiah.
"Seakan-akan royalti itu cuma segitu, ditagihnya besar, seakan-akan uangnya dikorupsi," tambahnya sambil tertawa.
Sementara itu, nominal Rp497.300 yang belakangan diterima Ari Lasso disebut Adi sebagai royalti tambahan atau susulan yang memang dijadwalkan keluar di tahap kedua.
"Di postingan terakhir, sepertinya ada angka Rp400 ribu ya. Padahal ada empat kali transfer dengan jumlah puluhan juta," jelas Adi.
Pihak WAMI berharap klarifikasi ini bisa meluruskan kesalahpahaman sekaligus menghentikan narasi keliru soal kinerja mereka dalam mengelola royalti musik di Indonesia.