Infografis
-
Penculikan oleh tentara Israel tidak menyurutkan semangat para aktivis, justru memicu rencana aksi lanjutan.
-
Para relawan merencanakan pelayaran kemanusiaan baru yang akan dimulai dari Indonesia.
-
Aktivis menolak menandatangani surat deportasi sebagai bentuk penolakan terhadap klaim ilegalitas aksi mereka.
Suara.com - Aksi penculikan yang dilakukan tentara Israel terhadap para aktivis kemanusiaan di perairan Internasional tidak menyurutkan nyali para pejuang Gaza.
Sebaliknya, insiden tersebut justru memantik semangat untuk merencanakan aksi yang lebih besar.
Chiki Fawzi, salah satu aktivis yang terlibat, membocorkan rencana besar selanjutnya dari para relawan.
Menurutnya, meski misi kali ini diadang, perjuangan untuk membuka blokade Gaza tidak akan pernah berhenti.
Informasi terbaru yang ia terima dari rapat internal para aktivis adalah sebuah rencana yang ambisius
Mereka tidak akan berhenti dan justru sedang mempersiapkan sebuah pelayaran baru yang akan dimulai langsung dari Indonesia.
"Kami akan bikin pelayaran baru dari Indonesia. Itu, itu terakhir dari meeting, itu adalah plannya. Jadi kami nggak akan stop sampai sini aja," ungkap Chiki Fawzi dalam sebuah wawancara di kawasan Tendean, Jakarta Selatan baru-baru ini.
Lebih jauh, Chiki juga menjelaskan salah satu strategi perlawanan non-fisik yang telah diajarkan selama pelatihan.
Para aktivis diinstruksikan untuk tidak menandatangani surat deportasi yang disodorkan oleh pihak Israel.
Baca Juga: Curhat Gagal Ikut Misi Gaza, Chiki Fawzi Kenang Setahun Kepergian Marissa Haque
Menandatangani surat itu sama saja dengan mengakui bahwa tindakan mereka ilegal, padahal mereka ditangkap di perairan Internasional yang sah.
"Ketika di-intercept, itu kan mereka, Israel akan nyodorin surat deportasi. Tapi kami diarahin untuk tidak menandatangani. Karena kalau kami tanda tangan surat deportasi itu, berarti kami menyetujui bahwa yang kami lakukan itu ilegal dan kami siap untuk dideportasi sama mereka. Kan kami nggak ilegal," pungkas Chiki Fawzi.
