- Influencer Ferry Irwandi menggalang dana bantuan untuk bencana di Sumatera mencapai total Rp10,3 miliar.
- Dany Hermawan menganalisis dana Rp7,6 miliar setara bantuan senilai belasan miliar rupiah berkat taktik logistik gerilya.
- Efisiensi tinggi dicapai melalui pemanfaatan koneksi institusi dan memotong jalur distribusi dengan menghindari tengkulak.
Suara.com - Influencer Ferry Irwandi belum lama ini menggalang dana untuk bencana di Sumatera Barat, Sumatera Utara hingga Aceh. Total dalam unggahan terbaru, sang aktivis mengumpulkan dana Rp10,3 miliar.
Ferry Irwandi juga rajin membagikan update mengenai penyaluran bantuan melalui Instagram. Saat angka menginjak Rp7,6 miliar, seorang pengguna media sosial, Dany Hermawan membuat hitung-hitungan.
Lewat Thread, Dany Hermawan membredel donasi serta ouptut bantuan yang disalurkan. Hasilnya, uang sejumlah Rp7,6 miliar seperti setara belasan miliar rupiah.
"Matematika Ferry Irwandi itu, nggak masuk akal. Duit Rp7,6 miliar tapi barang yang nyampe kayak anggaran Rp15 miliar. Ini caranya dia nge'cheat' logistik'," demikian kata Dany Hermawan pada unggahannya beberapa waktu lalu.
Dany Hermawan kemudian merinci bantuan. Mulai dari 106 ton beras, 3 unit ekskavator, 9 genset tenaga surya, hingga puluhan perangkat Starlink untuk akses komunikasi di daerah terisolasi.
"Kalau pake hitungan proyekan biasa, duit segitu mungkin cuma dapet setengahnya karena habis dimakan biaya angkut & admin. Tapi Ferry mainin taktik 'Logistik Gerilya'," lanjut Dany Hermawan memberikan analisis.
Rahasia di balik efisiensi ini rupanya terletak pada strategi Ferry Irwandi. Di mana ia enggan membuang uang donatur untuk biaya pengiriman atau ongkos kirim (ongkir).
Ferry Irwandi lebih memilih menggunakan koneksi dan negosiasi tingkat tinggi agar bantuan bisa bergerak cepat tanpa menggerus saldo donasi.
"Nebeng Institusi, dia manfaatin pesawat TNI & Polri buat angkut barang berat antar pulau. Gratis dan cepat," ungkap Dany Hermawan mengenai poin pertama taktik gerilya tersebut.
Baca Juga: Ketika Mensos Bicara Izin, Wapres Gibran Justru Apresiasi Ferry Irwandi dan Praz Teguh Soal Donasi
Tak hanya soal transportasi, Ferry Irwandi juga disebut melakukan langkah berani dengan memotong jalur distribusi komoditas pangan. Ia menghindari pembelian barang di pasar ritel yang harganya sudah melonjak akibat permainan spekulan atau tengkulak di lapangan.
"Bypass Tengkulak, Kerjasama bareng Rumah Tani. Angkut hasil bumi langsung dari sumber, bukan beli di pasar yang harganya udah digoreng," tegas Dany dalam tulisannya.
Hal yang paling mengejutkan bagi publik adalah kebijakan nirbiaya operasional yang diterapkan oleh Malaka Project.
Biaya-biaya pendukung seperti penyewaan armada udara, konsumsi tim, hingga biaya penginapan ternyata tidak diambil sepeser pun dari kantong donatur.
"Semua tagihan itu dibayar Ferry pribadi dan kas Malaka Project. Prinsipnya ngeri: Duit rakyat harus balik ke rakyat 100 persen, operasional urusan belakangan," tulis Dany Hermawan yang merasa takjub dengan komitmen tersebut.
Dany Hermawan menyimpulkan, apa yang dilakukan Ferry Irwandi bukan sekadar kegiatan amal biasa. Melainkan contoh manajemen krisis yang sangat berkelas. Baginya, kecerdasan dalam mengelola sumber daya menjadi kunci utama mengapa dampak bantuan ini terasa dua kali lipat dari nilai aslinya.