Suara.com - Meningkatnya kesejahteraan masyarakat justru memicu peningkatan kasus diabetes dan masalah kesehatan lainnya.
Menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr. PH. meningkatnya penghasilan masyarakat justru mendorong orang untuk melakukan gaya hidup tak sehat seperti mengonsumsi makanan cepat saji dan makanan tinggi kalori lainnya. Sayangnya semua ini tak diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai.
"Kita harus prihatin karena penderita diabetes meningkat sebanding dengan peningkatan ekonomi Indonesia," ujar Hasbullah dalam konferensi pers 'Indonesia Diabetes Leadership Forum' di Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (13/11/2014).
Menurutnya, biaya yang dihabiskan untuk mengobati penyakit diabetes tak murah. Meski BPJS menjamin, namun akan lebih baik jika mulai mencegahnya dari sekarang. Salah satu caranya adalah menjalani diet sehat, rajin berolahraga, menghindari paparan asap rokok dan melakukan deteksi dini.
"Tindakan pencegahan akan jauh lebih ekonomis. Kita tidak perlu merasakan rasa sakit dan kualitas hidup menurun karena diabetes, jika melakukan pola hidup sehat," tegasnya.
Untuk itu Hasbullah mengimbau pemerintah untuk lebih giat mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjalani gaya hidup sehat agar terhindar dari diabetes.
"Itung-itungan kasar untuk penyakit tidak menular seperti Diabetes melitus, pemerintah paling sedikit anggarkan dua triliun untuk mengedukasi masyarakat," ujarnya sambil menambahkan angka ini hanya 2 persen dari pemasukan negara yang didapatkan dari cukai rokok. Ini akan lebih ekonomis ketimbang harus mengeluarkan puluhan triliun untuk menanggung pasien diabetes.