Psikolog UI Sarankan Anda Hentikan Beri Label Orang Gila, Kenapa?

Suwarjono Suara.Com
Minggu, 04 Maret 2018 | 16:01 WIB
Psikolog UI Sarankan Anda Hentikan Beri Label Orang Gila, Kenapa?
Ilustrasi orang gila. [Shutterstock]

Kategori gangguan jiwa, serupa dengan kategori sakit fisik, memiliki tingkatan dari ringan hingga berat, dari “sekadar” tidak bisa berhenti merokok hingga tidak bisa bicara dengan teratur. Oleh karena itu, kalau menyebut seseorang “gila”, apakah maksudnya seseorang tersebut susah tidur (menderita insomnia)?

Stigma dan kapan bisa menggunakan kata “gila”

Selain masalah kerancuan kata gila, kata gila juga tidak baik untuk digunakan sebagai kata sifat dalam mendeskripsikan seseorang. Ada banyak stigma yang mengelilingi kata orang gila, dan semuanya negatif seperti mengamuk, melakukan kekerasan, dan tidak dapat dipahami.

Stigma yang melekat pada kata orang gila sudah sebegitu kuatnya, hingga kita merasa aneh kalau menyebut orang yang susah tidur sebagai “orang gila” atau orang yang tidak bisa berhenti merokok sebagai “orang gila”, padahal penggunaan itu tepat secara definisi KBBI.
Kalau menggunakan kata “gila” untuk gangguan jiwa itu rancu dan jahat, kapan kata “orang gila” itu tepat untuk digunakan? Ini sulit untuk dijawab. Tapi, yang mudah dan tepat adalah, berhenti menggunakan kata “gila” untuk menyebut orang yang menderita gangguan jiwa. (Theconversation)

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI