Dokter Jiwa: Orang Bunuh Diri Sebenarnya Bukan Ingin Mati

Selasa, 05 Mei 2020 | 20:06 WIB
Dokter Jiwa: Orang Bunuh Diri Sebenarnya Bukan Ingin Mati
Ilustrasi bunuh diri. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap orang memiliki cara masing-masing dalam meluapkan emosi. Ada yang harus berteriak sangat keras saat marah, menangis berjam-jam ketika sedih, atau tertawa saat bahagia. Atau ada juga yang menyakiti diri sendiri, termasuk bunuh diri, jika merasa kecewa dengan suatu hal.

Kebiasaan menyakiti tubuh sendiri, bahkan terburuk bunuh diri, sebenarnya telah termasuk gangguan kejiwaan.

Dokter spesialis kejiwaan Andri, mengatakan, orang yang sering melukai diri sendiri saat merasakan emosi negatif sebenarnya sedang mengalihkan perasaan tidak nyaman.

"Sebenarnya dalam kondisi itu kita tahu bahwa ada sesuatu dalam dirinya yang nggak nyaman. Itu cara dia untuk mengurangi rasa nggak nyaman, misal berantem sama pasangan. Rasa nggak enak itu yg kadang-kadang nggak bisa ditahan," kata Andri saat talkshow bergizi bersama dokter Tompi dan dokter Arti Indira pada siaran langsung Instagram, Selasa (5/5/2020).

Hal yang sama juga dipikirkan oleh orang yang memutuskan untuk bunuh diri. Andri menjelaskan bahwa orang ingin mengurangi rasa sakit secara emosi yang dirasakannya.

"Bukan pengen mati, kalau ada cara lain selain bunuh diri, dia sebenarnya akan memilih cara itu," katanya.

Dalam ilmu psikiatri, orang yang akan melakukan bunuh diri sebenarnya sulit diprediksi, kata Andri. Hal itu bisa dilakukan kapanpun. Hal ini yang perlu diketahui oleh orang terdekat dan merupakan gejala depresi yang nampak.

"Bisa saja pagi-pagi merasa nggak nyaman, akan bunuh diri. Yang perlu diwaspadai tanda depresinya. Misalnya putus asa, mood turun. Orang itu yang perlu dikenali lingkungannya," tuturnya.

Baca Juga: Terjadi Lagi, Satu Dokter UGD Bunuh Diri Karena Tertekan oleh Pekerjaannya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI