![Sejumlah anak mengikuti rangkaian acara bertema "Kampanye Aman untuk Anak" di halaman kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Jakarta, Minggu (17/3). [Suara.com/Arief Hermawan P]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/03/17/31476-anak-sekolah.jpg)
"Ketersediaan staf sekolah, jumlah murid yang banyak, dan ukuran ruang kelas dan koridor sekolah, dikombinasikan dengan kebutuhan akan langkah-langkah jarak sosial, berarti bahwa perhitungan pemerintah hanya bisa bertambah," kata Paul Whiteman, sekretaris jenderal NAHT.
Sebelumnya, Inggris telah menutup sekolah untuk semua murid sejak 20 Maret. Hanya 2 persen dari semua murid saat ini bersekolah, sementara sisanya belajar dari rumah.
Kamis lalu, negara bagian Wales mengumumkan tidak akan membuka kembali sekolah pada 1 Juni.
Menteri pertama Skotlandia Nicola Sturgeon juga menyoroti masalah keamanan sebagai alasan utama sekolah tidak membuka kembali sebelum Agustus.
Sedangkan menteri pendidikan Irlandia Utara Peter Weir mengatakan bahwa pembukaan kembali apa pun akan berdasarkan oleh ilmu pengetahuan dan kesehatan, bukan ditentukan dengan tanggal.