IDI Pertanyakan Klaim Dinkes Sulsel yang Sebut 12 Kabupaten Zero Covid-19

Risna Halidi Suara.Com
Selasa, 02 Juni 2020 | 16:19 WIB
IDI Pertanyakan Klaim Dinkes Sulsel yang Sebut 12 Kabupaten Zero Covid-19
Ilustrasi Virus Corona. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - IDI Pertanyakan Klaim Dinkes Sulsel yang Sebut 12 Kabupaten Zero Covid-19

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar di Sulawesi Selatan mempertanyakan klaim Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan dr Ichsan Mustari yang menyebut 12 kabupaten di provinsi tersebut aman dari penularan virus corona Covid-19.

Dikutip dari Antara, Humas IDI Makassar dr Wachyudi Muchsin di Makassar, Selasa (2/6) mengatakan klaim Kepala Dinkes Sulsel dr Ichsan Mustari terkait tidak adanya penularan dan penyebaran virus corona harus dibuktikan dengan data ilmiah.

"Apa yang menjadi dasar dari Kepala Dinas Kesehatan Sulsel mengatakan jika 12 daerah itu aman dari virus corona. Kalau memang betul dan ada datanya, harusnya itu diungkap secara transparan agar semua masyarakat juga tahu," ujarnya.

Sebanyak 12 kabupaten yang diklaim aman dari penyebaran infeksi Covid-19-19 yakni Kabupaten Bantaeng, Barru, Bulukumba, Enrekang, Jeneponto, Selayar, Pangkep, Tana Toraja, Toraja Utara, Wajo, Palopo dan Pinrang.

Ia mengatakan, pernyataan yang disampaikan oleh Kadinkes Sulsel itu bertentangan dengan data yang ada di laman resmi Pemprov Sulsel tentang Covid-19.

Kata Muchsin, penyebaran virus corona masih terus terjadi di Sulawesi Selatan, bahkan terkonfirmasi positif terus bertambah.

Belum lagi banyaknya dokter dan tenaga medis yang terpapar virus corona Covid-19 di rumah sakit rujukan.

"Sebaiknya data ditransparansikan jangan mau memaksakan 'New Normal' di Sulawesi Selatan sementara data tidak mendukung. Sangat mengkhawatirkan bila ada statement pemangku kebijakan selevel kepala dinas kesehatan di tingkat lokal tentang kasus menurun, pandemi landai dan segera berakhir, bila kondisi ril tidak seperti itu," katanya.

Baca Juga: Putusan Sidang Rakyat; UU Minerba Harus Batal Demi Hukum

Harusnya, kata dia, data yang dirilis provinsi merupakan data berbasis pelayanan bukan berbasis domisili karena semua pasien positif daerah dikirim ke Makassar.

IDI Kota Makassar juga mengingatkan pemerintah untuk mempersiapkan secara matang bila ingin menerapkan kebijakan "new normal life" atau herd immunity. Terlebih, saat ini tren kasus virus corona alias covid-19 di Kota Makassar maupun daerah lain di provinsi Sulsel tidak kunjung mereda.

Data terkini di tingkat provinsi, penyebaran Covid-19 masih terbilang tinggi dengan Kota Makassar sebagai episentrum Sulsel di mana saat ini sudah masuk tiga besar kasus tertinggi untuk harian, di bawah Jatim dan DKI Jakarta.

"Penerapan New normal ife jangan gegabah karena bisa fatal akibatnya. Selain harus ada vaksin Covid-19, pemerintah juga harus mempersiapkan dulu aturannya baru menerapkan new normal, biar masyarakat tidak gagal paham. Misalnya apa protap kesehatan jika di mal, pasar, sekolah, kampus atau tempat terbuka seperti anjungan Losari," ucapnya.

Menurut dia, "New Normal Life" harus diikuti fakta ilmiah grafik menurun untuk penderita Covid-19. Sementara berdasarkan data tingkat nasional pada Sabtu (29/5), Sulsel sudah berada diurutan ketiga.

Penerapan sekolah atau masuk kampus, kata dia, juga perlu diatur agar meminimalkan peluang terpapar infeksi Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI