Virus Corona di Indonesia Berbeda dengan Wuhan, Tapi Tak Selalu Lebih Ganas

Kamis, 18 Juni 2020 | 17:05 WIB
Virus Corona di Indonesia Berbeda dengan Wuhan, Tapi Tak Selalu Lebih Ganas
Ilustrasi virus corona Covid-19 [Unsplash/Markus Spiske]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona SARS COV-2 penyebab sakit Covid-19 diketahui memiliki kemampuan bermutasi ketika masuk ke dalam tubuh manusia.

Sehingga wajar jika turunan virus corona jenis baru tersebut berbeda di sejumlah negara termasuk dengan virus corona yang berada di Wuhan, China.

Itu pula yang terjadi di Indonesia.

Ahli Virologi Universitas Udayana Bali Prof. Ngurah Mahardika mengatakan bahwa virus corona di Indonesia sudah agak berbeda dengan di Wuhan.

Meski begitu, Mahardika menjelaskan bahwa perbedaannya tidak terlalu membuat virus corona di Indonesia lebih ganas.

"Secara virologi, saya berharap virus akan berubah cepat. Ternyata tidak, ini harus kita syukuri. Virus tidak punya daya mutasi yang tinggi. Virus ini memang sudah agak berbeda dengan yang di Wuhan. Tapi perbedannya belum fungsional yang menyebabkan semakin ganas atau antibodi membuat vaksin kehilangan fungsinya di Indonesia," paparnya dalam siaran konferensi pers melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (18/6/2020).

Mahardika menyampaikan bahwa data mengenai mutasi virus corona di Indonesia masih terbatas. Sehingga belum bisa dipastikan keturunan virus yang ada di Indonesia.

Meski demikian, menurutnya, virus di Indonesia tidak unik. Sehingga vaksin yang dibuat oleh negara mana pun dipastikan bisa berkhasiat jika digunakan. Namun ia menegaskan bahwa hal itu masih data sementara.

Ia mengatakan, virus masih ada kemungkinan bermutasi menjadi lebih jinak atau justru sebaliknya. Mutasi itu akan semakin besar terjadi jika makin banyak orang yang terinfeksi.

Baca Juga: Hits Health: Deksametason Obat Covid-19, Waspada Air Kencing Berbau Busuk

"Dari sini pemerintah dan ahli perlu mengkaji apakah virus makin ganas atau tidak. Dan perlu fasilitas riset dan vaksin kelas dunia. Masyarakat juga kita punya kewajiban agar virus tidak berubah dengan memakai protokol kesehatan," tegasnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI