Meski begitu, hal ini tetap sulit untuk diketahui, kata Antoni Wrobel, rekan Benton dari institut yang sama.
Intinya, penelitian ini mengungkapkan banyaknya permukaan pada protein lonjakan yang terpapar selama infeksi, karena berbagai bentuk mengungkap bagian lain yang sebelumnya tersembunyi.
Benton dan Wrobel berharap studi selanjutnya dapat mencari tahu mengapa virus corona mengalami begitu banyak perubahan korformasi ini, bagaimana perbandingannya dengan jenis virus corona lain dan apakah perubahan ini dapat menjelaskan mengapa SARS-CoV-2 dapat menyebar dengan mudah.
Penemuan ini dipublikasikan pada 17 September di jurnal Nature.