Rusia Setujui Penelitian Vaksin Covid-19 Kedua Setelah Sputnik-V

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 15 Oktober 2020 | 17:31 WIB
Rusia Setujui Penelitian Vaksin Covid-19 Kedua Setelah Sputnik-V
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gameleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. [Handout / Russian Direct Investment Fund / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dilansir ANTARA, Bio Farma dipercaya untuk memproduksi vaksin Covid-19 oleh Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (CEPI).

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir di Jakarta, Kamis, mengatakan fasilitas Bio Farma yang akan digunakan oleh CEPI adalah untuk memproduksi vaksin Covid-19 dengan multi platform, sebanyak 100 juta dosis per tahunnya, yang akan dimulai pada akhir kuartal IV 2021 atau kuartal I 2022 mendatang.

"Saat ini dunia sedang berusaha untuk menemukan vaksin Covid-19 dengan segala jenis platform. Pengembang-pengembang vaksin Covid-19 dari seluruh dunia ada yang belum memiliki fasilitas produksi massal secara mandiri, sehingga CEPI akan mempertemukannya dengan produsen vaksin yang telah memenuhi persyaratan tertentu, dan Bio Farma adalah salah satunya," ujar Honesti.

Ia menyampaikan Bio Farma terpilih sebagai salah satu Potential Drug Manufacturer CEPI for Covid-19, yang merupakan kelanjutan dari hasil due diligence pada tanggal 15 September 2020, yang memberikan penilaian pada aspek sistem produksi vaksin dan mutunya, sistem analitik laboratorium, dan sistem teknologi informasi yang digunakan Bio Farma dalam memproduksi vaksin.

Ia menambahkan kepercayaan yang diberikan oleh CEPI juga tidak lepas dari pengalaman perseroan di dunia internasional sejak tahun 1997.

Bio Farma, lanjut dia, tercatat sebagai salah satu dari 29 produsen vaksin di dunia yang telah mendapatkan prakualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai syarat telah memenuhi Good Manufacturing Practices (GMP), sehingga vaksin hasil dari Bio Farma sudah digunakan di 150 negara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI