Suara.com - Membedong bayi, terutama bayi baru lahir, meski menjadi kontroversi, namun seperti sudah menjadi tradisi atau kebiasaan keluarga Indonesia. Diyakini, membedong bayi bisa menghangatkan dan membentuk tubuh bayi menjadi lurus.
Membedong bayi sebenarnya boleh dilakukan, tetapi tentunya harus sesuai dengan tujuan awal, yaitu membuat bayi merasa aman dan nyaman. Artinya, jangan membedong bayi terlalu ketat.
Lalu, bagaimana cara membedong bayi yang aman? Yuk, simak informasi yang dibagikan The Asian Parent berikut ini.
Boleh atau Tidak Membedong Bayi Menurut Para Ahli?
Kegiatan membedong bayi masih menjadi perdebatan di antara banyak pihak. Ada yang mengatakan bahwa membedong merupakan tindakan yang berbahaya karena bisa mengganggu pernapasan bayi. Selain itu, membedong bayi membuat bayi jadi terbatas pergerakannya.
Namun, untuk pihak yang pro dengan kegiatan membedong, mengatakan alasan yang jelas tentang manfaatnya untuk menghangatkan tubuh bayi.
Mengenai kontroversi ini, AAP atau American Academy of Pediatrics menulis bahwa kegiatan membedong bayi boleh dilakukan asal dengan cara yang benar dan aman.
Menurut AAP, membedong bayi memang benar membawa manfaat baik, seperti membantu bayi untuk bisa tidur lebih nyaman dan nyenyak.
Selain itu, manfaat membedong bayi adalah menciptakan suasana yang nyaman seperti di dalam rahim dan mengurangi gerakan reflek yang mengejutkan.
Sebagian orang juga percaya bahwa membedong bayi juga bisa membantu membentuk kaki bayi menjadi lurus, walaupun hal ini belum terbukti secara ilmiah.
Baca Juga: Viral Foto Bayi Baru Lahir Tarik Masker Dokter, Warganet: Pertanda Baik
Meskipun memiliki banyak manfaat, membedong dengan cara yang kurang tepat juga bisa membawa dampak buruk yang berbahaya bagi bayi.
Berikut ini adalah beberapa risiko jika bedong tidak dipasangkan dengan benar.
1. Kain Bedong yang Dipakaikan Terlalu Longgar
Kain bedong yang terlalu longgar menjadi mudah lepas sehingga bisa menutup wajah bayi. Hal ini tentu berbahaya karena berpotensi menutup saluran pernapasan dan membuat si kecil jadi kesulitan bernapas.
2. Kain Bedong yang Dipasang Terlalu Ketat
Kain bedong dipasang terlalu ketat memiliki sejumlah risiko, seperti mempengaruhi pinggul, sendi, dan tulang rawan bayi. Hal ini juga berpotensi meningkatkan risiko hip dysplasia. Kondisi hip dysplasia adalah bentuk persendian pinggul yang tidak normal.
Oleh karena itu, sebagai orangtua, Anda perlu mengetahui cara membedong bayi dengan benar dan aman.
Tips Membedong Bayi dengan Aman
Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus Anda ketahui mengenai cara membedong bayi dengan aman.