Jangan Termakan Hoax, Cek Fakta Covid-19 Kini Bisa Lewat YouTube

Selasa, 01 Desember 2020 | 18:50 WIB
Jangan Termakan Hoax, Cek Fakta Covid-19 Kini Bisa Lewat YouTube
Ilustrasi Covid-19. (Pexels)

Suara.com - Di tengah upaya berbagai pihak untuk mengendalikan dan menghentikan pandemi Covid-19, ada saja oknum yang menyebarkan berita atau informasi palsu tentang penyakit tersebut. Hal ini tentu menganggu penanganan pandemi di seluruh dunia.

Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengingatkan tentang bahaya infodemik di tengah pandemi Covid-19, yang justru melemahkan pengendalian pandemi yang sedang diperjuangkan seluruh negara di dunia.

Infodemik adalah informasi yang berlebihan dan terus menerus terhadap masalah, sehingga mengganggu proses pencarian solusi dari masalah tersebut. Salah satu dampak infodemik adalah masifnya peredaran berita hoax.

Sadar jadi platform yang mampu menjangkau khalayak luas, kini YouTube meluncurkan panel khusus cek fakta di Indonesia. Berdasarkan siaran pers yang diterima suara.com, Selasa (1/12/2020) panel ini berfungsi sebagai pendamping konten yang bertebaran di YouTube sehingga pengguna bisa menilai benar tidaknya suatu konten.

Ilustrasi berita hoax. (Shutterstock)
Ilustrasi berita hoax. (Shutterstock)

Sebelum di Indonesia panel informasi cek fakta ini, sudah ada lebih dulu di Brasil, India, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat.

"Beberapa tahun belakangan, kami terus bekerja keras untuk meningkatkan pengalaman penonton dalam mendapatkan berita aktual dan dari sumber otoritatif, baik dari ketersediaan Breaking News dan Berita Teratas (Top News) di halaman beranda YouTube, hingga panel informasi cek fakta ini," terang YouTube

Cara kerja panel informasi cek fakta ini akan memberikan berita pembanding kepada pengguna, yang lebih bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Seperti misalnya, ramai berita hoax orang tinggi lebih berisiko terinfeksi Covid-19. "Panel informasi cek fakta kami dapat memberikan konteks segar dalam situasi seperti ini dengan menyoroti cek fakta pihak ketiga yang relevan di atas hasil penelusuran untuk pertanyaan yang relevan, sehingga penonton kami dapat membuat keputusan cerdas mereka sendiri tentang klaim yang dibuat dalam berita," jelas YouTube.

Sehingga dengan sendirinya berita yang lebih bisa dipertanggungjawabkan bisa lebih banyak dibaca dan dikonsumsi publik.

Baca Juga: Aktivitas Anies Selama Sepekan Sebelum Terpapar Covid-19

Ini karena YouTube akan menyodorkan konten berita cek fakta yang sudah dilakukan pihak ketiga, menggunakan narasumber yang bisa dipertanggungjawabkan kredibilitasnya.

"Mulai hari ini, orang-orang di Indonesia akan melihat verifikasi informasi dari organisasi lokal terkait dan terpercaya dalam Bahasa Indonesia muncul diatas pertanyaan semacam ini," sambung YouTube.

Adapun para pihak yang berkontribusi dalam panel ini antara lain CekFakta.com, sebuah platform pengecekkan fakta yang bekerjasama dengan lebih dari 24 organisasi media. Termasuk seluruh 6 penandatangan the International Fact-Checking Network (IFCN) dari Indonesia.

Sayangnya, panel ini tidak bisa bekerja maksimal apabila penerbit belum mempublikasi cek faktanya. Sehingga cek fakta hanya akan muncul ketika orang mencari klaim spesifik. Misalnya, jika seseorang mencari 'apakah gempa baru saja terjadi di Jakarta', mereka mungkin akan melihat artikel cek fakta yang relevan.

Tetapi jika mereka mencari pertanyaan yang lebih umum seperti 'gempa', pengguna mungkin tidak bisa melihat artikel cek fakta yang relevan. Semua artikel cek fakta juga harus patuh pada Panduan Komunitas, dengan pengguna yang dapat mengirimkan masukan kepada tim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI