"CoronaVac menggunakan metode (vaksin) yang lebih tradisional, yang berhasil digunakan di banyak vaksin terkenal, seperti rabies," kata Associate Professor Luo Dahai dari Nanyang Technological University.
2. Penyimpanan vaksin
Vaksin CoronaVac dari Sinovac dapat disimpan di lemari es standar bersuhu dua hingga 8 derajat Celcius, sama halnya dengan vaksin produksi AstraZeneca/Universitas Oxford.
Berbeda jauh, vaksin milik Pfizer perlu disimpan pada suhu -70 derajat Celcius, sama dengan Moderna yang harus disimpan dalam suhu -20 derajat Celcius.
![Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya, di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020). [ANTARA FOTO/HO/Setpres-Muchlis Jr]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/12/07/36538-vaksin-covid-19.jpg)
3. Efektivitas vaksin
Sulit menilai keefektivan dari vaksin Sinovac karena mereka sedang menjalani uji klinis fase tiga. Menurut jurnal ilmiah The Lancet, hingga kini hanya ada informasi tentang uji coba fase pertama dan kedua.
Zhu Fengcai, salah satu penulis makalah mengatakan hasil uji coba yang dilakukan pada 144 peserta dalam uji coba fase pertama dan 600 uji coba fase kedua, vaksin mereka cocok untuk penggunaan darurat, yang artinya dianggap aman.
"Berdasarkan data awal CoronaVac dari Sinovac kemungkinan merupakan vaksin yang efektif, tapi kami perlu menunggu hasil uji coba fase tiga," ujar Luo.
Berdasarkan laporan dalam jurmal New England Journal of Medicine, keampuhan vaksin pada dosis pertama sebesar 52% dan naik menjadi 95% setelah vaksinasi kedua.
Baca Juga: Inggris Uji Coba Vaksin Virus Corona Lewat Hidung, Begini Kelebihannya!
Sedangkan vaksin Pfizer/BioNTech sudah memasuki uji klinis tahap akhir dan efektivitasnya diklaim mencapai 90%.