Vaksin Covid-19 'Aman', Tetapi Bukan Berarti Tanpa Efek Samping Ringan

Selasa, 05 Januari 2021 | 21:40 WIB
Vaksin Covid-19 'Aman', Tetapi Bukan Berarti Tanpa Efek Samping Ringan
Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vaksin Covid-19 sudah mulai didistribusikan ke beberapa daerah, yang artinya hanya membutuhkan izin dari pemerintah agar vaksin dapat digunakan.

Namun sayangnya, hingga kini masih banyak masyarakat yang mempertanyakan keamanan dari vaksin Covid-19 secara umum.

Vaksin yang sudah menyelesaikan uji klinis fase akhir dan hasilnya terbukti membawa manfaat yang lebih besar daripada bahaya potensial dari penyakit Covid-19, dinilai aman.

Dokter darurat dan direktur dari Brown-Lifespan Center for Digital Health di Brown University, Megan Ranney, MD, MPH, mengatakan bahwa peneliti memantau perkembangan peserta uji klinis.

Setiap peserta sakit, dirawat di rumah sakit, atau bahkan meninggal, peneliti akan menyelidiki apakah kasus tersebut berkaitan dengan vaksin yang mereka dapatkan.

Vaksin Covid-19 diperkirakan tersedia pada September 2020. Foto: Seorang petugas medis sedang menyuntikkan vaksin flu ke warga Asuncion, Paraguay, pada 15 April kemarin. [AFP/Norberto Duarte]
Vaksin Covid-19 [AFP/Norberto Duarte]

Umumnya, uji coba vaksin akan melibatkan dewan pemantau independen yang terdiri dari orang-orang yang tidak berkaitan dengan studi vaksin tersebut.

"Satu-satunya tugas mereka adalah memastikan bahwa obat (vaksin) itu aman," jelas Ranney, dilansir Health.

Namun, penting untuk dicatat bahwa 'aman' tidak berarti 'tanpa efek samping'. Sebaliknya, menurut Ranney, vaksin dianggap aman apabila tidak menyebabkan masalah kesehatan yang buruk serta serius.

"Vaksin 'tidak aman' adalah yang menyebabkan kerusakan permanen atau serius, hal-hal yang mengubah kondisi seseorang (menjadi lebih buruk)," sambungnya.

Baca Juga: KPK Klaim Pelototi Terus Bansos Kemensos di Masa Pandemi Corona

Kerusakan yang dimaksud juga termasuk perubahan kesuburan, menyebabkan masalah neurologis, atau justru memicu infeksi baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI