5. Hindari menyeret argumen untuk waktu yang lama
Jangan berdebat atau bertengkar dalam waktu yang lama. Hal ini dapat membuat anak tertekan. Selain itu, menyelesaikan masalah dalam waktu yang cepat akan membuat anak belajar jika permasalahan harus diselesaikan dengan cara dewasa.
6. Jangan pernah melibatkan anak dalam argumen
Saat sedang berargumen, jangan pernah membawa anak di dalamnya. Hal ini akan membuat anak berpikir ia harus memilih salah satu dari orang tuanya. Ia juga akan merasa bingung dan tertekan, serta menyalahkan dirinya sendiri karena menjadi penyebab perkelahian tersebut.
7. Yakinkan saling mencintai satu sama lain ke anak
Saat perdebatan selesai, usahakan untuk meyakinkan anak kalau orangtua masih saling mencintai dan menghormati satu sama lain. Selain itu, orangtua bosa menjelaskan kepada anak kalau dalam hubungan pasti mengalami pertengkaran. Hal itu akan menjadi pelajaran pada anak.
8. Coba untuk tidak kehilangan kesabaran
Saat bertengkar biasanya orangtua cenderung lupa hingga hilang kesabaran. Hal ini akan membuat pertengkaran semakin buruk. Ketika melakukannya cobalah untuk meminta maaf kepada anak. Orang tua juga bisa mengajarkan kalau kehilangan kesabaran adalah hal buruk untuk menyelesaikan konflik sehingga ia tidak meniru hal tersebut.
9. Hindari berbicara buruk tentang seseorang
Baca Juga: Romantis Berujung Apes, Gombalan Pria Ini Dituduh Merendahkan Orangtua
Masalah pertengkaran bisa saja disebabkan oleh seseorang. Namun, orangtua tidak boleh berbicara buruk mengenai hal tersebut. Apalagi, sampai menggunakan nada tinggi. Selain tidak boleh dilontarkan satu sama lain, kata kasar juga dilarang untuk seseorang. Oleh karena itu, saat membahas seseorang usahakan dengan nada biacara yang tenang sehingga perdebatan tidak semakin buruk.