Suara.com - Tubuh manusia tidak pernah benar-benar beristirahat. Bahkan saat seseorang tertidur lelap, organ-organ vital seperti ginjal, hati, dan otak tetap bekerja menjalankan fungsinya.
Ginjal terus menyaring limbah dari darah, hati menetralisir racun, sementara otak mengatur seluruh sistem tubuh. Kondisi ini menunjukkan bahwa tubuh adalah sistem kompleks yang memerlukan dukungan berkelanjutan, termasuk dari asupan cairan harian yang berkualitas.
Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan tidur cukup—satu aspek yang sering terabaikan adalah kualitas air minum.
Umumnya, perhatian hanya difokuskan pada jumlah konsumsi air putih per hari, tanpa mempertimbangkan kandungannya. Padahal, kualitas air memiliki pengaruh besar terhadap kinerja organ tubuh, terutama ginjal yang berperan dalam menyaring zat-zat berbahaya dari dalam darah.

Sebuah studi terbaru oleh Maria Latif yang dimuat dalam Applied Water Science Vol. 15 Issue 12 Tahun 2025 mengungkapkan bahwa kandungan logam berat dalam air dapat meningkatkan risiko penyakit karsinogenik dan gangguan ginjal kronis.
Dalam penelitiannya, Maria menekankan pentingnya memilih air minum yang telah melalui proses pemurnian untuk menghindari potensi kontaminasi dan efek jangka panjang terhadap kesehatan.
Sejalan dengan temuan tersebut, dr. Ikhsanuddin Qoth’i menjelaskan bahwa kebutuhan cairan setiap individu idealnya mencapai 30–40 ml per kilogram berat badan per hari. Ia menekankan bahwa air minum yang baik adalah yang telah melewati proses penyaringan yang ketat.
“Produk ini melalui proses disaring (multi filtrasi), yang disaring berulang-ulang dan kemudian dilanjutkan dengan proses distilasi atau pemasakan suhu 110°C, di mana uap hasil pemanasan tersebut lalu didinginkan, sehingga yang diambil hanya uapnya saja,” jelasnya.
Sebagai solusi atas kebutuhan air minum berkualitas, Amidis hadir sebagai salah satu produk dalam kemasan yang telah melalui proses distilasi pada suhu tinggi. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa air benar-benar murni, tanpa logam berat, mineral, atau senyawa terlarut lainnya.
Baca Juga: Banyak Sampah Plastik, Pengusaha di Bali Dikumpulkan untuk Bahas Larangan Air Minum Kemasan
Menurut Head of Marketing Amidis, Astrid Adelaide Siregar,, air yang diproduksi melewati tiga tahapan utama: Multi Filtration, pemurnian lanjutan, dan distilasi. Tahap terakhir melibatkan pemanasan air hingga lebih dari 110°C, kemudian mengubahnya menjadi uap yang dikondensasi kembali menjadi cairan.
“Tingkat kemurniannya mencapai 0 PPM, artinya tidak mengandung zat terlarut, termasuk mineral maupun senyawa lain—benar-benar HO murni,” terang Astrid.
Air murni hasil distilasi ini terbukti aman karena bebas dari kontaminan seperti timbal, arsenik, merkuri, dan senyawa berbahaya lain. Jenis air ini dapat membantu meringankan kerja ginjal, mendukung proses detoksifikasi tubuh, dan menjaga keseimbangan metabolisme.
Beberapa keunggulan yang ditawarkan antara lain: penyerapan yang lebih cepat oleh tubuh karena tidak mengandung partikel asing, mendukung kesehatan ginjal, serta pH yang seimbang sehingga aman dikonsumsi oleh berbagai kelompok usia.
“Pada prinsipnya, produk ini merupakan air murni tanpa kandungan mineral, sehingga dapat meringankan peran ginjal dalam proses filtrasi,” tambah dr. Ikhsanuddin.
Untuk menjangkau kebutuhan masyarakat yang beragam, air murni ini tersedia dalam berbagai ukuran. Mulai dari botol kecil berukuran 220 ml yang praktis, hingga ukuran 5 liter yang cocok untuk konsumsi keluarga. Ada pula galon 15 liter sekali pakai dengan fitur anti-tumpah, serta galon 19 liter yang biasa digunakan di rumah dan kantor.