Studi Terbaru: Antibodi Covid-19 Paling Lama Bertahan selama 6 Bulan

Kamis, 04 Februari 2021 | 11:11 WIB
Studi Terbaru: Antibodi Covid-19 Paling Lama Bertahan selama 6  Bulan
Virus corona (COVID-19) muncul dari permukaan sel manusia, credit: NIAID-RML
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah data baru dari hampir 1.700 orang menunjukkan 88% dari mereka masih memiliki antibodi dalam darahnya setelah enam bulan sembuh dari infeksi virus corona Covid-19.

Data dari penelitian terbesar di dunia ini juga memberikan lebih banyak detail tentang kemungkinan gejala yang dialami orang-orang yang terinfeksi.

Dilansir BBC, sebanyak 26% orang yang terinfeksi mengalami gejala batuk, dan 28% demam. Sementara 43% kehilangan indra perasa atau penciuman.

Namun, sebanyak 40% orang diketahui tidak mengalami gejala tersebut dan 20% tidak memiliki gejala sama sekali.

Penelitian ini juga mendukung studi sebelumnya tentang siapa yang paling mungkin terkena Covid-19 di beberapa wilayah selama pandemi.

Di antara orang-orang (hampir 20 ribu orang) yang dites secara teratur setiap bulannya selama pandemi, kalangan dewasa muda, orang kulit hitam, Asia Selatan, dan mereka yang tinggal di daerah tertinggal adalah orang yang paling mungkin terbukti memiliki antibodi Covid-19.

(Shutterstock)
Ilustrasi terinfeksi Covid-19 (Shutterstock)

Gelombang Pertama

Data ini diambil oleh UK Biobank dari database sampel darah, urin and air liur, pemindaian jantung dan otak, serta data genetik dari setengah juta orang yang secara sukarela memberikan data mereka untuk dianalisis demi membantu penelitian medis global.

Hampir 20 ribu orang memberikan sampel darah mereka setiap bulannya antara 27 Mei hingga empat Desember 2020. Sebanyak 1.699 dari mereka dinyatakan positif antibodi Covid-19 selama periode tersebut.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: 20 Negara Telah Capai Kasus Positif di Atas 1 Juta

Kebanyakan mereka dites positif Covid-19 pada bulan pertama penelitian, yang artinya mereka tertular virus corona selama gelombang pertama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI