Benarkah Penyintas Covid-19 Cukup Dapat Satu Dosis Vaksin?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 16 Februari 2021 | 13:06 WIB
Benarkah Penyintas Covid-19 Cukup Dapat Satu Dosis Vaksin?
Ilustrasi vaksinasi [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sebuah studi yang dilakukan oleh British Medical Journal (BMJ) menemukan bahwa bahkan satu dosis vaksin COVID-19 dapat mengurangi 33 persen kasus Covid-19 dalam ukuran sampel.

Studi lain, yang diterbitkan dalam jurnal sains, Nature juga mengungkapkan bahwa bahkan satu dosis vaksin COVID-19 mampu menghasilkan antibodi penawar 1000 kali lipat, yang dapat bekerja melawan virus asli dan mutasinya saat ini yang dipertanyakan.

Sementara itu, perusahaan seperti Johnson dan Johnson, pesaing lain dalam perlombaan vaksin Covid-19 juga sedang berupaya untuk menguji vaksin dosis tunggal dalam uji coba.

Mereka yang pernah terjangkit COVID-19 juga perlu memetakan timeline pemulihannya sebelum divaksinasi. Misalnya, mereka yang mungkin baru pulih (1-2 minggu) sebelum vaksinasi dapat mempertimbangkan untuk menunda pengangkatan mereka.

Mereka yang terjangkit Covid-19 lebih dari enam bulan lalu harus diprioritaskan untuk inokulasi. Namun, masih belum diketahui apakah vaksin Covid-19 juga akan mengurangi gejala yang berkepanjangan akibat Covid-19.

Ada penelitian yang berkembang yang membuktikan bahwa pasien yang sembuh mungkin memiliki antibodi yang bertahan selama 6-8 bulan, dan terkadang, bahkan dapat bertahan selama bertahun-tahun.

Namun, dengan tidak adanya bukti klinis untuk mendukung keberadaan antibodi pemberi kekebalan, sulit untuk mengatakan siapa yang seharusnya atau siapa yang tidak boleh mendapatkan dua dosis vaksin yang ditawarkan saat ini. Prioritas dapat dilakukan berdasarkan kasus per kasus sekarang

Namun, karena antibodi cenderung berkurang seiring berlalunya bulan, mereka yang mungkin menderita Covid-29 lebih dari delapan bulan yang lalu mungkin diminta untuk mendapatkan kedua dosis vaksin untuk meningkatkan perlindungan.

Demikian pula, karena orang dengan penyakit penyerta tertentu, seperti diabetes, dan orang yang menderita infeksi tanpa gejala berada pada risiko yang lebih tinggi terhadap penurunan kekebalan, memilih rezim dua dosis mungkin sangat disarankan untuk menghindari risiko infeksi.

Baca Juga: Tempat Kerumunan, Ini 2 Lokasi Vaksinasi Covid di Pasar Tanah Abang Besok

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI