Peneliti Temukan Peran Otak dalam Peningkatan Nafsu Makan

Rabu, 24 Februari 2021 | 19:25 WIB
Peneliti Temukan Peran Otak dalam Peningkatan Nafsu Makan
Ilustrasi makan. (Unsplash/Debbie Tea)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kegemukan dan obesitas telah jadi masalah kesehatan yang umum terjadi sejak puluhan tahun lalu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mencatat prevalensi obesitas meningkat hampir tiga kali lipat secara global sejak 1975.

Pada 2016 tercatat sebanyak 39 persen orang dewasa di seluruh dunia mengalami kegemukan dan 13 persen obesitas.

Kedua kondisi kesehatan itu erat dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular, sindrom metabolik, diabetes tipe 2, dan Covid-19 parah. Gemuk dan obesitas juga berisiko meningkatkan jenis kanker tertentu.

WHO menyebutkan bahwa epidemi obesitas global terjadi akibat penurunan aktivitas fisik dan meningkatnya konsumsi makanan padat energi.

Ahli perawatan kesehatan merekomendasikan pola perilaku sederhana untuk mengurangi makan berlebihan dengan cara mengurangi porsi konsumsi, makan lebih lambat, dan tidak menyantap camilan berkalori.

Namun, seperti halnya terjadi pada hewan, otak manusia telah berevolusi untuk memaksimalkan asupan energi.

Penelitian dari ilmuwan internasional yang dipimpin oleh University of Florida di Gainesville menemukan bahwa wilayah otak yang disebut infralimbic cortex (IL) berperan dalam pembelajaran awal perilaku mencari makanan.

Orang cenderung makan berlebihan saat mereka berada dalam lingkungan yang mengingatkan mereka pada makanan, kata Dr. Sergio Iñiguez, salah satu peneliti yang mengarahkan Lab Ilmu Saraf Perilaku Iñiguez di Universitas Texas di El Paso.

Dia menambahkan, kondisi itu jadi salah satu alasan orang memilih makanan penutup, seperti camilan manis, meskipun sudah kenyang. 

Baca Juga: Hindari Asupan Tak Bergizi saat Hamil, Bisa Tingkatkan Risiko Obesitas Anak

Dalam penelitian yang dilakukan terhadao tikus itu ditemukan bahwa keinginan untuk makan berlebihan bisa dikurangi. Para ilmuwan melakukan itu dengan mematikan aktivitas di IL hewan, yang merupakan bagian dari korteks prefrontal medial dekat bagian depan otak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI