Suara.com - Anggota delegasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikirim ke China masih yakin bahwa pasar basah di Wuhan adalah tempat yang paling mungkin menjadi asal usul pandemi Covid-19.
Empat ilmuwan yang bergabung dalam misi penyelidikan asal usul virus corona Covid-19 mengatakan mereka tidak menemukan bukti yang mendukung teori wabah disebabkan oleh kecelakaan kebocoran laboratorium.
Kepada Chatham House, mereka mengatakan tidak ada bukti yang mendukung klaim bahwa Covid-19 sengaja dikembangkan oleh China, dan menyalahkan teori konspirasi karena menunda misi.
Ahli zoologi Peter Daszak, presiden LSM EcoHealth Alliance yang bekerja di bidang penyakit zoonosis, mengatakan tim-nya telah mengidentifikasi hubungan antara pasar basah Wuhan dan daerah di mana ditemukan virus corona 'kerabat' terdekat Covid-19 pada kelelawar.
"Ini menyediakan tautan tentang virus menyebar dari satwa liar ke manusia atau hewan yang dibudidayakan di wilayah tersebut dan kemudian dikirim ke pasar dengan beberapa cara," kata Daszak, dilansir Evening Standard.

Menurutnya, teori SARS-CoV-2 menyebar ke hewan peliharaan atau hewan ternak dan masuk ke pasar basah Wuhan adalah skenario yang dianggap paling mungkin.
"Kami membahas program penelitian, program pengujian rutin, cara kerjanya, apa yang telah mereka lakukan dalam memantau kesehatan dan pengujian staf," ujar Marion PG Koopmans, kepala viroscience di University Medical Center Rotterdam.
Ia menekankan bahwa timnya tidak dapat bekerja atas dasar spekulasi. "Kami bekerja atas dasar observasi yang kami miliki," lanjutnya.
Sementara itu, kepala Pusat Keamanan Kesehatan Global di Chatham House David Heymann mengakui bahwa hipotesis kebocoran laboratorium bukanlah teori konspirasi karena secara umum dapat terjadi.
Baca Juga: POTS Bisa Jadi Efek Jangka Panjang Virus Corona Covid-19, Begini Tandanya!
"Tapi teori konspirasi tentang memanipulasi virus di laboratorium inilah yang menjadi dasar keyakinan banyak orang dan saya pikir mungkin tidak ada bukti untuk itu," imbuhnya.