Suara.com - Sejauh ini, sudah ada lima laporan kasus pembekuan darah di otak pada orang yang pernah suntik vaksin AstraZeneca di Inggris.
Tapi, kelima kasus pembekuan darah itu tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Badan Pengawas Obat-obatan Inggris pun mendesak semua orang untuk menerima vaksin Covid-19 yang ditawarkan.
Adapun kelima orang yang mengalami pembekuan darah adalah pria usia 19 hingga 59 tahun. Mereka juga mengalami jumlah trombosit darah yang rendah.
Salah satu dari mereka telah meninggal dunia, tetapi tidak ada rincian yang menunjukkan pasien memiliki masalah kesehatan mendasar atau tidak.
Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA), mengatakan sedang melihat laporan, tetapi menekankan bahwa kejadian itu sangat jarang terjadi.

Dr June Raine, kepala eksekutif MHRA mendesak orang-orang untuk terus menerima suntikan vaksin AstraZeneca untuk melindungi diri dari virus corona Covid-19 tanpa ragu.
Menurut FDA dilansir dari The Sun, risiko seorang wanita mengalami pembekuan darah saat mengonsumsi pil KB justru lebih tinggi, yakni sekitar 300 hingga 900 wanita setiap satu 1 juta.
Selain minum pil KB, duduk selama perjalanan jauh dengan mobil atau pesawat, merokok dan kelebihan berat badan bisa meningkatkan risiko pembekuan darah.
Sir Munir mengatakan jika ditemukan bahwa vaksin telah menyebabkan pembekuan darah, tidak perlu berhenti memberikan vaksin tersebut ke orang-orang.
Baca Juga: Menkes Susun Prokes Baru Transportasi dan Konser Pakai Sertifikat Vaksin
Saat ini pun sudah dua puluh negara Eropa yang menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca dalam seminggu terakhir karena kasus pembekuan darah. Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan regulator Uni Eropa menyarankan agar tidak melakukan tindakan tersebut.