Paparan vaksin dan protein tersebut akan 'mengaktifkan' trombosit, menyebabkannya berubah bentuk dan mengirimkan sinyal kimiawi untuk 'mengingatkan' sistem kekebalan.
Trombosit yang diaktifkan juga melepaskan zat yang disebut faktor trombosit 4 (PF4), biasanya untuk memodulasi pembekukan darah dalam tubuh.
Namun dalam beberapa kasus, PF4 menempel pada komponen di dalam vaksin, kemungkinan beberapa protein yang diturunkan dari sel, dan membentuk kompleks PF4 yang secara salah dinggap sebagai ancaman, seperti bakteri invasif.
Itu menyebabkan sel kekebalan membangun antibodi baru untuk menyerang PF4, memicu respon kekebalan yang hebat.
Ketika ini terjadi, pengawet EDTA masuk. Ini menyebabkan kebocoran pada pembuluh darah di dekat suntikan (dilihat pada tikus).
Menurut hipotesis peneliti, pembuluh darah yang bocor dapat melepaskan kompleks PF4 ke dalam aliran darah dan memicu reaksi di seluruh tubuh.
Namun, ini baru terjadi pada AstraZeneca. EDTA bukan lah bahan yang terdaftar dalam vaksin Johnson & Johnson.
"Tetapi jika vaksinasi menghasilkan kompleks Pf4 yang sama besar, mekanisme dasar di balik pembekuan mungkin masih sama," ujar Greinacher. Hingga kini Greinacher masih berusaha mengonfirmasi teorinya.
Baca Juga: CDC: Kasus Pembekuan Darah Juga Terjadi Pada Vaksin Johnson & Johnson