Suara.com - Stunting atau kekurangan gizi kronis menjadi ancaman bagi anak-anak Indonesia. Manifestasi stunting yang paling umum adalah, anak memiliki pertumbuhan fisik lambat, yang tidak sesuai dengan usianya.
Dikatakan Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dr. Damayanti R Sjarif, SpA(K), stunting bisa terlihat ketika tinggi anak tidak sepadan dengan teman sebayanya.
“Jadi stunting ini merupakan suatu perawakan pendek, di mana penyebabnya adalah kekurangan gizi kronik,” ungkapnya dalam acara Webinar Kelas Jurnalis Gizi dan Kesehatan Anak, Kamis (9/9/2021).
Mengapa kekurangan gizi kronik? Menjawab pertanyaan tersebut, dr. Damayanti mengatakan stunting umumnya terjadi karena asupan gizi yang tidak adekuat.
Latar belakangnya bisa terjadi karena faktor kemiskinan, penelantaran, hingga ketidaktahuan orangtua.
“Misalnya orangtuanya miskin dan tidak bisa beli makanan. Makanya penting bantuan dari Pemerintah untuk memberi kebutuhan hidup sehari-hari,” lanjutnya.
“Penelantaran juga terjadi ketika anak tidak dikasih makan sama orangtua nya. Karena itu perlu ditangani lewat program sosial anak,” ungkap dr. Damayanti.
Ia lalu membagikan pengalamannya saat berhadapan dengan pasien ekonomi menengah ke atas. Kata dr. Damayanti, meski secara ekonomi baik-baik saja, namun kemungkinan orangtua tidak tahu apa itu stunting masih bisa terjadi
"Banyak dari pasien saya yang menengah ke atas yang mengalami anaknya stunting. Karena mereka tidak tahu cara memberi makan yang benar untuk anak mereka. Belum lagi sosial media tidak bisa membedakan makanan anak, dan itu disamakan saja,” ungkapnya.
Baca Juga: Untuk Kurangi Kasus Stunting di Tanggamus, Danone Indonesia Gelar Edukasi Isi Piringku
Apa saja dampak anak yang mengalami stunting?
Dari kasus penyebab terjadinya stunting pada anak, tentu ada dampak yang bisa saja terjadi bagi masa depannya. Berikut dampak stunting pada anak yang dilansir dari Klik Dokter.

Gangguan kognitif
Stunting disebut dapat menyebabkan anak mengalami gangguan perkembangan otak, di mana anak lebih mungkin memiliki kemampuan kognitif rendah dan perfoma yang juga memburuk.
Selain itu, dampak ini juga dihubungkan dengan kecerdasan rendah anak di usia sekolah. Sehingga terlihat jelas dampaknya bagi mereka. Tidak hanya penampilan fisik, melainkan juga aspek intelektual anak.
Kesulitan belajar
Seperti kemampuan kognitif yang rendah, tentu dampak stunting pada anak juga mengalami kesulitan belajar. Disebutkan, anak akan kurang konsentrasi dalam belajar.
Selain itu, anak yang berperawakan pendek memiliki fokus dan tingkat konsentrasi yang rendah, sehingga dampaknya bisa memengaruhi prestasi mereka.
Rentan mengalami penyakit tidak menular
Anak yang mengalami stunting juga mengalami dampak penyakit tidak menular saat dewasa nanti. Penyakit tidak menular ini bisa berupa obesitas, penyakit jantung, hingga hipertensi. Tak hanya penyakit tidak menular, anak yang mengalami stunting disebut memiliki sistem imun yang lebih rendah.