Ahli Epidemiologi Ungkap Bahaya Bila Masyarakat Pilih-pilih Merek Vaksin Covid-19

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 13 September 2021 | 13:50 WIB
Ahli Epidemiologi Ungkap Bahaya Bila Masyarakat Pilih-pilih Merek Vaksin Covid-19
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (Pexels/Gustavo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan mengungkap bahaya dan risiko bila masyarakat pilih-pilih merek vaksinasi Covid-19.

"Risikonya dapat tertular Covid-19 karena masyarakat menunda vaksinasi," katanya seperti dikutip dari ANTARA.

Oleh sebab itu, ia menyarankan masyarakat untuk bisa segera vaksinasi Covid-19 dengan merek yang ada. Iwan juga mengatakan bahwa saat ini penularan kasus masih tinggi.

Di samping itu, lanjut dia, vaksinasi merupakan salah satu cara ampuh untuk mencegah penularan dan mengurangi risiko berat akibat virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut.

Ilustrasi Vaksin Covid
Ilustrasi Vaksin Covid

Iwan menjelaskan semua merek vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia sudah melewati kajian para pakar dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Jadi, semua sudah terbukti efektif dan aman. Masyarakat harus segera vaksin saat mereka dapat kesempatan," ujar dia.

Imbauan tersebut disampaikan karena hingga kini masih ada masyarakat yang pilih-pilih merek vaksin karena terpengaruh informasi tentang efektifitas vaksin, efek samping beragam, dan hoaks.

Senada dengan itu, Epidemiolog Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKK MK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan banyak hal yang melatarbelakangi masyarakat sehingga pilih-pilih merek vaksin.

"Kemungkinan karena informasi yang beredar terkait masing-masing vaksin," kata Riris.

Baca Juga: Target Baru Kemenkes, Masih Ada 208.265.720 Jiwa Masyarakat Indonesia yang Harus Divaksin

Riris menilai risiko masyarakat yang terus pilih-pilih merek vaksin adalah terinfeksi Covid-19 hingga mengalami tingkat keparahan akibat virus tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI