Kulit terdiri atas dua lapisan utama, yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis.
Lapisan epidermis atau kulit ari merupakan lapisan kulit paling luar dan tersusun dari sel-sel epitel yang mengalami keratinisasi (pendewasaan). Lapisan itu memiliki beberapa lapisan kulit lagi, antara lain stratum korneum yang merupakan lapisan kulit mati dan selalu mengelupas, serta lapisan stratum granulosum yang mengandung pigmen melanin.
Di bawah stratum granulosum terdapat lapisan stratum germinativum yang terus membentuk sel-sel baru ke arah luar menggantikan sel kulit yang terkelupas. Lapisan epidermis tidak memiliki pembuluh darah maupun serabut saraf.
Sedangkan lapisan dermis atau kulit jangat terdapat di bawah lapisan epidermis. Pada lapisan ini terdapat otot penggerak rambut, pembuluh darah, saraf, kelenjar minyak (glandula sebasea), dan kelenjar keringat (glandula sudorifera).
Kelenjar keringat memiliki pangkal yang menggulung dan berhubungan dengan kapiler darah dan serabut saraf.
Serabut saraf ini akan meningkatkan kerja kelenjar keringat, sehingga merangsang produksi keringat. Lalu kelenjar keringat akan menyerap air, ion-ion, NaCl, dan urea dari dalam darah, kemudian dikeluarkan melalui pori-pori kulit.
Serabut saraf dapat meningkatkan kerja kelenjar keringat karena mendapatkan rangsangan dari hipotalamus, yaitu bagian dari otak yang berfungsi sebagai pengendali suhu tubuh. Dan saraf yang menerima rangsangan ini adalah saraf simpatik.
Secara garis besar, kelenjar keringat pada kulit dibagi menjadi dua, yaitu kelenjar ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin mengeluarkan garam, asam, urea, dan amonia yang merupakan kotoran hasil metabolisme nitrogen dalam tubuh. Sementara itu, kelenjar apokrin mengeluarkan keringat yang mengandung protein berlemak.
Baca Juga: Mengenal Sistem Golongan Darah dan Kecocokan Donor Darah