Jenderal WHO Sebut Kesenjangan Distribusi Vaksin Covid-19 adalah Sebuah Skandal

Cesar Uji Tawakal | Rosiana Chozanah
Jenderal WHO Sebut Kesenjangan Distribusi Vaksin Covid-19 adalah Sebuah Skandal
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus [Foto: Antara]

Orang yang mendapat vaksin Covid-19 masih jauh dari target.

Suara.com - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa kesenjangan antara distribusi vaksin Covid-19 dengan dosis booster secara global merupakan sebuah "skandal".

"Setiap hari, ada enam kali lebih banyak dosis booster yang diberikan secara global daripada dosis utama di negara-negara berpenghasilan rendah. Ini adalah skandal yang harus dihentikan mulai sekarang," ujarnya dalam medis briefing, Jumat (12/11/2021).

Menurut CNBC, emang hal ini menyebabkan dampak negatif, terutama di Afrika. Berdasarkan laporan WHO untuk Afirka pada 28 Oktober lalu, distribusi vaksin Covid-19 yang tidak merata menyebabkan hanya ada 6% dari jumlah populasi benua yang sudah divaksinasi.

Sementara itu, Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan masyarakat yang divaksinasi di lebih dari 100 negara masih di bawah target, yakni 40% dari populasi di setiap negara.

Baca Juga: Nutrisi Sehat untuk Anak ADHD, Jangan Sampai Salah Asupan

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Shutterstock)
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Shutterstock)

Kemungkinan WHO akan kehilangan target tersebut, kecuali COVAX menerima sekitar 500 juta lebih banyak dosis untuk didistribusikan.

COVAX merupakan program distribusi vaksin Covid-19 yang diinisiasi WHO. Program ini bertujuan memberi setidaknya 20% populasi masyarakat di tiap negara vaksin Covid-19.

Hanya ada lima negara di Afrika yang telah memvaksinasi 35% masyarakatnya, seperti Maroko, Tunisia dan Mauritius. Tetapi, mayoritas negara Afrika telah memvaksinasi dosis penuh pada 10% masyarakat.