Suara.com - Anemia biasanya terjadi pada manusia. Namun, penyakit kekurangan darah itu juga bisa dialami kucing.
Kucing yang mengalami anemia akan mengalami penurunan energi, sehingga tampak lesu atau lebih mudah lelah. Tanda lainnya juga bisa terlihat secara fisik. Mulai dari hidung berdarah, darah dalam tinja, urin, hingga muntah juga gusi pucat.
Namun, untuk memastikan apakah benar terjadi anemi perlu diperlukan tes darah.
Dikutip dari VCAHospitals, beberapa tes dilakukan pada sampel darah dalam diagnosis anemia. Tes harus sering dilakukan sebagai bagian dari jumlah sel darah lengkap (CBC).
Tes yang paling umum untuk diagnosis anemia biasanya volume sel yang dikemas (PCV) atau disebut juga hematokrit. Pada kucing normal, komposisi darahnya tersusun dari 25-45 persen sel darah merah.

Jika hasil PCV di bawah 25 persen, maka kucing positif mengalami anemia. Tes lain untuk memastikan anemia pada kucing termasuk jumlah sel darah merah dan jumlah hemoglobin.
Ketika ada bukti jumlah sel darah merah yang rendah, penting untuk mengetahui apakah sumsum tulang memproduksi peningkatan jumlah sel darah baru sebagai respons terhadap sel merah yang hilang.
Beberapa sel darah merah bisa terlihat, meski belum matang sepenuhnya. Sel darah yang belum matang itu disebut retikulosit.
Adanya peningkatan jumlah retikulosit menunjukkan bahwa anemia bersifat responsif. Menurut para ahli, darah otomatis akan mendeteksi keberadaan retikulosit, sehingga membantu dokter hewan dengan cepat menentukan apakah kucing mengalami anemia responsif.
Baca Juga: Gubernur Anies Punya Kucing Peliharaan Berkaki Tiga, Aktif Dan Punya Pendirian
Tes itu dapat menambah informasi penting tentang kesehatan kucing secara keseluruhan.