Bahkan Porelle sampai lupa bagaimana cara menulis huruf Q, sehingga ia pergi ke dokter untuk menjalani scan otak. Hasilnya tidak menunjukkan kejanggalan, alias normal.
Porelle lantas dirujuk ke ahli saraf, lalu hasilnya malah diberitahu Porelle kemungkinan menderita PTSD (post-traumatic stress disorder).
PTSD yakni gangguan stres pasca trauma, berupa gangguan mental yang muncul usai mengalami peristiwa yang mengerikan.
Tapi lantas ia membantah, karena ia pernah alami masalah kesehatan mental sebelumnya, ia juga mengatakan gejalanya saat ini tidak seperti sedang alami kecemasan atau depresi di masa lalu.
Hasilnya, hingga saat ini, kasus yang banyak terjadi di kalangan anak muda ini belum diproses.
Dari kasus yang dilaporkan, sejauh ini usia pasien berkisar antara 18 hingga 85 tahun. Sembilan orang dengan penyakit ini disebut sudah meninggal dunia, meski pihak provinsi mengklaim mereka meninggal karena penyebab lain.