“Lonjakan kasus BA.4 dan BA.5 kemungkinan akan berlanjut, didorong oleh tingkat penularannya yang lebih tinggi dibandingkan dengan BA.2,” kata Depkes.
Hal tersebut sama seperti yang terjadi di Indonesia. Juru bicara Satgas Covid-19 RI prof. drh. Wiku Adisasmito mengatakan kasus positif Covid-19 mingguan di Indonesia naik hingga 105 persen.
Kasus positif mingguan naik menjadi 7.587 dari sebelumnya 3.688 pada minggu lalu. Angka tersebut jadi yang tertinggi selama dua bulan terakhir.
Angka positivity rate Covid-19 di Indonesia juga terjadi kenaikan selama 4 minggu berturut-turut. Sebelumnya tercatat positivity rate sebesar 0,33 persen pada minggu ke-4 bulan Mei. Kemudian naik menjadi 2,23 persen pada minggu ini.
"Kabar baiknya, positivity rate ini masih di bawah 5 persen dan masih dikatakan aman. Tentunya angka ini harus terus kita tekan sehingga tidak mendekati 5 persen dengan gencar melakukan testing di tengah masyarakat," kata prof. Wiku.
Pada kesempatan lain, anggota kajian penyakit menular Ikatan Dokter Indinesia (IDI) Dr. dr. Erlina Burhan, Sp.P(K)., juga mengungkapkan bahwa kasus subvarian BA.2 masih dominan di Indonesia. Tetapi, secara data, jumlah kasus infeksi BA.4 dan BA.5 terus bertambah.
"Kasus BA.4 dan BA.5 kini sudah 57. Jumlah BA.5 lebih banyak daripada BA.4. Jadi BA.5 ada 47 dan BA.4 ada 10 kasus. Kebanyakan ada di DKI lalu Jawa Barat, Bali, dan daerah lainnya," kata dokter Erlina dalam diskusi media di kantor PB IDI, Menteng, Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Dokter Erlina mengungkapkan, infeksi Covid-19 Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 itu juga telah menginfeksi anak-anak mulai usia 1-16 tahun. Total ada 9 anak yang terinfeksi hingga saat ini.
Baca Juga: Kasus Positif Naik Seribu per Hari, Satgas Covid-19: Ini Tidak Tinggi