Jangan Lengah! Campak, Rubella, dan Difteri Masih Jadi Ancaman Bagi Anak-anak

Selasa, 28 Juni 2022 | 14:44 WIB
Jangan Lengah! Campak, Rubella, dan Difteri Masih Jadi Ancaman Bagi Anak-anak
Dinas Kesehatan Menteng memberikan imunisasi Measleas Rubella (MR) kepada sejumlah murid Sekolah Dasar (SD) di SDN Menteng 02, Jakarta, Jumat (4/8).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Campak, rubella, dan difteri kini masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan penyebarannya harus segera dicegah melalui imunisasi. Hal itu diungkapkan oleh anggota Satgas Imunisasi Anak PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K).

Ia juga mengingatkan untuk jangan lengah karena tiga penyakit itu selalu mengancam anak setiap tahun.

"Kita jangan lengah, jangan terlalu sibuk dengan COVID-19, karena selalu ada campak, rubella, dan difteri yang setiap tahun mengancam anak, cucu, adik, dan ponakan kita," kata Soedjatmiko saat konferensi pers virtual "Ayo Sukseskan BIAN 2022" pada Selasa.

Lebih lanjut, ia membeberkan data daerah dengan kasus penyakit campak dan rubella yang meningkat.

"Di 2021, ada 25 provinsi yang meningkat kasus penyakit campak dan rubellanya. Di tahun 2022, walaupun baru 14 provinsi, tapi kalau tidak segera dicegah maka bisa menyebar lebih luas lagi," lanjut dia.

Bahaya campak tidak hanya demam, batuk, pilek, sesak, dan bintik merah. Tiga penyakit itu bisa mengakibatkan pneumonia, radang otak, kejang, bahkan berujung kematian.

Menurutnya, bahkan sebanyak 2.853 bayi mengalami radang paru dan 571 bayi mengalami kejang dan radang otak karena campak selama periode 2012 hingga 2017.

"Jadi, penyakit campak berbahaya. Bukan sekadar merah-merah, tapi kalau menyerang otak akan menyebabkan radang otak dan meninggal, sedangkan kalau sembuh dia akan cacat," kata Soedjatmiko menegaskan.

Sementara itu, pada periode 2012-2018 Soedjatmiko mengatakan bahwa di rumah sakit tipe A, sebanyak 1.660 bayi cacat akibat penyakit rubella.

Baca Juga: Campak Jerman yang Mematikan Bernama Rubella

Saat rubella menyerang ibu hamil, janin yang dikandungnya mengalami kelainan jantung (79,5 persen), buta akibat katarak (67,6 persen), keterbelakangan mental (50 persen), otak tidak berkembang (48,6 persen), dan tuli (31,1 persen).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI