China telah mencapai tingkat vaksinasi 89,7 persen vaksin primer dan memberikan sekitar 56 persen vaksin booster terhadap 1,41 miliar penduduknya.
Tetapi, baru 61 persen dari mereka yang berusia di atas 80 tahun telah menyelesaikan vaksinasi dua dosisi pertama.
Saat ini, Cina hanya menggunakan produk vaksin Covid-19 yang dibuat negaranya sendiri, Sinovac dan Sinopharm. Negara tersebut belum menyetujui produk vaksin buatan luar negeri.
'Paksaan' yang lebih agresif agar masyarakat segera vaksin, seperti membatasi akses mereka yang tidak divaksinasi ke tempat-tempat umum, telah memicu reaksi di internet sehingga dengan cepat dibatalkan.
Kekhawatiran utama di antara yang tidak divaksinasi adalah keamanannya dapat menyebabkan penyakit parah pasca-vaksinasi.
Ketakutan tersebut tersebar secara daring serta kritik atas kurangnya transparansi pemerintah dan pembuat vaksin China.
“Vaksin Covid tidak menyebabkan leukemia atau diabetes, juga tidak memengaruhi perkembangan genetik, menyebabkan metastasis tumor atau peningkatan yang bergantung pada antibodi. Itu informasi palsu yang tidak bertanggung jawab di internet,” kata Wang Fusheng, pakar penyakit menular China.