Suara.com - Terbentuknya kantong atau benjolan berisi nanah pada gigi yang disebabkan oleh infeksi bakteri adalah gejala penyakit yang disebut abses gigi. Penyakit ini dapat terjadi di sekitar akar gigi atau di gusi. Abses gigi dapat muncul sebagai akibat dari kebersihan mulut yang buruk, terutama gigi berlubang.
Menurut informasi dari idikabjepara.org, dua jenis utama abses gigi adalah abses periodontal, yang terjadi pada gusi di sekitar akar gigi, dan abses periapikal, yang terjadi di ujung akar gigi. Abses gusi biasanya menyebabkan nyeri terus-menerus di daerah mulut dan gusi yang terkena. Ini juga menyebabkan pembengkakan dan kemerahan di mulut dan gusi. Beberapa gejala abses gusi lainnya termasuk napas menjadi bau atau bau mulut.
IDI Kabupaten Jepara adalah asosiasi dokter di Jepara, Jawa Tengah. Salah satu tugas IDI Kabupaten Jepara adalah untuk mengatur program dan kegiatan kesehatan serta mendukung peningkatan kualitas layanan kesehatan. Program unggulan IDI Kabupaten Jepara dalam kesehatan adalah pengendalian stunting anak di Indonesia.
IDI Kabupaten Jepara saat ini melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyakit abses gigi serta rekomendasi obat untuk penderitanya.
Baca Juga: Bagnaia dan Martin Duel Sengit di Malaysia, Bos Ducati Senang Bukan Main
Apa saja penyebab utama terjadinya abses gigi?
Dilansir dari laman https://idikabjepara.org, penyebab utama terjadinya abses gigi melibatkan infeksi bakteri yang berkembang di rongga mulut. Berikut adalah beberapa faktor penyebabnya meliputi:
1. Adanya gigi berlubang
Salah satu penyebab utama abses gigi, terutama pada anak-anak, adalah gigi berlubang. Bakteri dapat masuk melalui lubang yang terbentuk pada gigi yang rusak dan berkembang biak di pulpa gigi, menyebabkan infeksi dan menyebabkan abses.
2. Kebersihan gigi yang buruk
Baca Juga: Jenis-jenis Gigi Palsu: Mana yang Sesuai untuk Anda?
Tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik, seperti jarang menyikat gigi atau flossing, dapat menyebabkan penumpukan plak dan karang gigi, yang berkontribusi pada perkembangan abses. Akibatnya abses gigi dapat mengakibatkan bau mulut yang tentu saja mengganggu aktivitas sehari-hari.
3. Adanya penyakit pada gusi gigi
Selain itu, peradangan dan infeksi pada gusi dapat memungkinkan bakteri masuk ke jaringan yang lebih dalam, meningkatkan kemungkinan abses. Untuk mengurangi gejala sakit gusi, baik anak-anak maupun orang dewasa harus rajin menyikat gigi.
4. Mulut kering dan gejala penyakit lain
Kondisi mulut kering dapat meningkatkan risiko infeksi dan abses gigi karena tubuh kurang melawan bakteri. Penyakit seperti diabetes mellitus dan penyakit autoimun juga dapat meningkatkan risiko komplikasi abses gigi karena melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Apa saja rekomendasi obat untuk mengobati abses gigi?
IDI Kabupaten Jepara melakukan penelitian tentang kesehatan gigi, terutama tentang penyakit abses gigi. Penggunaan antibiotik dan obat pereda nyeri biasanya merupakan rekomendasi obat untuk mengobati abses gigi. Berikut adalah beberapa pilihan obat meliputi:
1. Obat Antibiotik
Anda dapat menggunakan amoxicillin trihydrate untuk mengobati infeksi gigi yang disebabkan oleh bakteri, seperti abses gigi atau radang gusi. Antibiotik ini akan membantu memerangi bakteri yang tumbuh di sekitar gigi dan gusi, sehingga infeksi akan mereda.
2. Obat Analgesik
Selain itu, obat anti inflamasi nonsteroid, seperti paracetamol dan ibuprofen, membantu mengurangi nyeri dan pembengkakan pada gusi. Namun, dokter harus menentukan dosis yang tepat untuk obat ini.
Jika abses gigi diabaikan, dapat menyebabkan masalah serius, seperti penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain, jadi konsultasikan segera dengan dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan yang tepat untuk abses gigi.