Suara.com - Dokter kandungan memperolehkan ibu hamil berpuasa dengan syarat perkembangan janin sehat. Pertanyaanya, bolehkah ibu hamil muda puasa Ramadhan?
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Poliklinik Women & Children Mitra Keluarga Bekasi, dr. Agustinus Gatot Suwarna Hadiwijana, Sp.OG ternyata tidak menganjurkan ibu hamil muda alias kehamilan trimester pertama untuk berpuasa.
Ini karena saat trimester satu atau di 3 bulan pertama kehamilan, ibu hamil sering mengalami morning sickness alias mual dan muntah karena perubahan hormon atau sensitif pada aroma tertentu. Kondisi mual dan muntah inilah yang berisiko membuat ibu hamil kekurangan gizi.
Hasilnya karena kondisi yang rentan itu dikhawatirkan memengaruhi perkembangan tahap awal janin, yang sangat memerlukan banyak gizi. Sedangkan mual dan muntah pada ibu hamil berisiko membuat makanan yang masuk ke tubuh kembali ke luar.
"Prinsipnya tetap sama. Kalau pemberian makanan dari ibu ke bayi baik, trimester pertama memang kita tidak anjurkan. Kenapa? Biasanya trimester pertama masih muntah-muntah, masih mual, nggak bisa makan. Masa mau puasa lagi. Itu trimester pertama," ujar dr. Agustinus dalam acara Grand Opening Poliklinik Women & Children Mitra Keluarga Bekasi, Jawa Barat, Rabu (26/2/2025).

Namun jika kondisi ibu tidak mengalami morning sickness atau sudah memasuki usia kehamilan trimester 2 dan trimester 3, dr. Agustinus mengatakan ibu hamil boleh menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
"Tapi kalau trimester ke-2, ke-3 biasanya makanan sudah baik. Sudah bisa menambah makanan sendiri, yaitu silahkan trimester ke-2, trimester ke-3," jelas dr. Agustinus.
"Kalau seandainya dari USG-nya bagus, kenapa nggak? Jarang loh bisa puasa, khatam sampai selesai. Itu kan anugerah untuk ibu hamil. Jadi kenapa nggak? Kalau bisa, puasa," lanjutnya.
Ia menambahkan, boleh tidaknya ibu hamil berpuasa dengan lebih dulu memastikan kondisi ibu dan perkembangan janin baik. Salah satunya bisa dilihat dengan melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan, apalagi kini pasien bisa lebih leluasa Poliklinik Women & Children Mitra Keluarga Bekasi memiliki jalur pemeriksaan khusus soal ibu dan anak.
Baca Juga: Kapan Kita Membaca Niat Berpuasa Ramadhan? Jangan Sampai Salah! Begini Waktu yang Tepat!
"Kamu (ibu hamil) mau puasa? 'Iya dokter'. Kita kasih tahu, kamu boleh, bayimu oke, air ketuban baik. Jadi periksanya tergantung kehamilannya, trimester ke-1 dan ke-2 itu kan sebulan sekali. Nanti 28 minggu sampai minggu ke-36 itu 2 minggu sekali. Terus 36 minggu ke atas baru seminggu sekali," jelas dr. Agustinus.

Selain ibu dan anak, poliklinik ini juga menyediakan layanan gastrohepatologi clinic terkait saluran cerna anak, alergi dan imunologi care untuk anak, hingga pediatric urology clinic dengan layanan spesialis untuk anak.
Meski begitu, dr. Agustinus juga tetap mengingatkan ada beberapa kondisi ibu hamil yang sebaiknya tidak memaksakan diri berpuasa, seperti bayinya kecil atau pertumbuhan janin terhampat, ibu dengan anemia tanpa pendampingan obat tambah darah.
Sedangkan dari sisi makanan, demi memastikan asupan ibu hamil tetap terpenuhi untuk perkembangan janin, dr. Agustinus sarankan menambah waktu makan di luar waktu buka puasa dan sahur.
"Yaudah, nanti ketika buka puasa maka dilanjutkan dengan penambahan-penambahan gizi. Tidak hanya buka puasa kemudian makan sahur. Jadi di antara buka puasa dan sahur itu diberikan makanan-makanan yang bergizi," paparnya.
"Terutama protein, karbohidrat, dan multivitamin. Jangan lupa juga air minum. Karena kalau dehidrasi, kasihan bayinya," pungkas dr. Agustinus.