Mirisnya, Indeks Literasi Digital Indonesia 2024 oleh KOMDIGI menunjukkan angka 43,34 yang mengindikasikan masyarakat cukup mahir menggunakan perangkat digital, tetapi belum mampu memilah kebeneran informasi apalagi memverifikasi sumber informasi yang didapatkan.
Menariknya, situs yang ditulis dan diverifikasi langsung oleh dokter spesialis mata ini juga dianggap mampu menjawab tantangan besar layanan mata di Indonesia. Data RAAB menunjukkan 8 juta orang mengalami gangguan penglihatan, di mana dari data itu 1,6 juta di antaranya buta, sementara 6,4 juta lainnya mengalami gangguan sedang hingga berat.
Padahal, jumlah dokter spesialis mata menurut PERDAMI hanya 3.000 orang. Artinya satu dokter mata harus menangani rata-rata lebih dari 2.000 pasien, rasio yang sangat jauh dari ideal.
“Harapan kami, tak ada lagi orang tua yang bingung menghadapi masalah mata anak karena informasi tidak akurat. Tak ada lagi pasien glaukoma yang terlambat berobat akibat mitos yang dibacanya,” pungkas dr. Referano.