Namun, tidak semua minuman aman untuk dikonsumsi dalam kondisi cuaca ekstrem. Fitri mengingatkan agar jamaah menghindari minuman berkafein karena dapat memicu dehidrasi.
“Jika ingin minuman yang dingin, konsumsi lah dengan moderat, yang tidak terlalu banyak bahan tambahan es-nya, atau suhu tidak terlalu dingin,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyarankan untuk menjauhi minuman berkarbonasi yang bisa menyebabkan perut kembung dan rasa tidak nyaman.
Ia juga menyarankan agar makanan tinggi lemak dan makanan pedas dihindari selama berada di Tanah Suci, karena makanan jenis ini berpotensi menaikkan suhu tubuh.
“Makanan dan minuman yang tinggi lemak serta makanan pedas, sebaiknya juga dihindari karena bisa meningkatkan suhu tubuh,” ujarnya.
Kebersihan makanan dan minuman juga tak kalah penting, terlebih dalam kondisi ramai dan padat seperti saat haji. Fitri menyarankan agar jamaah selalu memeriksa label kemasan dan memastikan makanan belum kedaluwarsa untuk menghindari risiko keracunan makanan.
Sementara itu, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, turut memberikan saran praktis agar jamaah bisa tetap terhidrasi dengan baik. Ia menekankan pentingnya membawa bekal air putih ke mana pun saat menjalankan aktivitas ibadah.
“Selalu sediakan air putih dan minum sebelum terasa haus,” katanya.
Menurut Prof. Ali, minum sebelum haus merupakan langkah antisipatif yang penting, karena rasa haus adalah tanda awal dehidrasi yang sudah mulai terjadi. Ia juga menyarankan agar jamaah menggunakan alat pelindung diri seperti payung saat berada di luar ruangan demi menghindari paparan langsung sinar matahari.
Baca Juga: Cara Pindah Haji Reguler ke Haji Plus atau Furoda Secara Resmi dan Aman
Selain itu, Prof. Ali menyarankan konsumsi buah-buahan segar sebagai tambahan cairan dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.